Qurrota'Ain Rizky Cahyani, Anak Berkebutuhan Khusus Asal Surabaya yang Lukisannya Bakal Dipamerkan di Paris

Jurnalis: Husni Habib
Editor: M. Rifat

30 Agustus 2024 07:05 30 Agt 2024 07:05

Thumbnail Qurrota'Ain Rizky Cahyani, Anak Berkebutuhan Khusus Asal Surabaya yang Lukisannya Bakal Dipamerkan di Paris Watermark Ketik
Qurrota'Ain Rizky Cahyani atau Tata menunjukkan karyanya ditemani sang ibu Beta Ami, 29 Agustus 2024 (Foto: Humas Pemkot Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Beragam prestasi ditorehkan anak-anak Kota Surabaya. Tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus atau tipikal (anak dengan autisme) seperti Qurrota'Ain Rizky Cahyani.

Meski memiliki keterbatasan, anak berusia 13 tahun ini meraih prestasi mengagumkan yakni menjadi Best Line Master kategori usia 10-13 tahun dalam ajang We Are The World Event yang digelar di Jakarta pada 21 hingga 25 Agustus 2024.

Prestasi yang ditorehkan Tata, panggilan akrabnya, tersebut membuktikan jika kekurangan bukanlah penghalang untuk berkarya. Hebatnya, karena pretasi itu, lukisan Tata akan dipamerkan di Paris pada Desember mendatang.

"Ini pertama kali ikut lomba tingkat Internasional, perasaanya ya senang, bangga dan ada bingung juga," ungkap Tata saat ditemui di Kedung Cowek, Kamis 29 Agustus 2024.

Pada kompetisi tersebut Tata membuat lukisan yang berjudul 'Infinity in Diversity'. Karya ini terinspirasi dari beberapa lagu mancanegara yang sering ia dengarkan. Karya tersebut menggambarkan culture musik yang berbeda-beda dari setiap negara.

"Kalau inspirasinya dari lagu-lagu yang sering saya dengar, seperti lagu English, China, Jepang, Thailand dan juga Indonesia," ujar siswi SMP Muhamadiyah 13 Surabaya itu.

Lebih lanjut, Ibu dari Tata, yakni Beta Ami mengaku sangat bangga dan terharu atas prestasi yang diraih putrinya. Dengan prestasi tersebut dirinya ingin membuktikan jika dibalik kekurangan pasti ada kelebihan yang diberikan oleh Tuhan.

Walaupun kondisi Tata tidak seperti anak-anak kebanyakan, namun hal tersebut bukanlah halangan untuk dapat berprestasi hingga ke tingkat Internasional.

"Anak saya awalnya didiagnosa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), lalu waktu kelas 3 SD diketahui ada diseleksia. Berjalannya waktu, dokter juga mengatakan kalau ada autis ringan," papar Beta.

Ia pun memberikan semangat untuk para ibu yang memiliki anak dengan kondisi tertentu seperti dirinya agar tetap semangat dan terus menggali potensi anaknya.

"Jadi jangan patah semangat. Terus berusaha, karena setiap anak pasti punya kekurangan dan kelebihan," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Qurrota'Ain Rizky Cahyani Anak Difabel Karya lukis Prestasi Kompetisi Internasional We Are The World Event