Sejarah Jembatan Merah, dan Kaitannya dengan Perang 10 November 1945

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

9 November 2024 17:30 9 Nov 2024 17:30

Thumbnail Sejarah Jembatan Merah, dan Kaitannya dengan Perang 10 November 1945 Watermark Ketik
Jembatan Merah Tempoe Doeloe. (Foto:wikimedia commons/Tropenmuseum.)

KETIK, SURABAYA – Mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak bangunan bersejarah yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah jembatan merah. Jembatan Merah dibangun tahun 1743, lantaran kesepakatan antara Pakubuwono II dari mataram dan VOC. Awal mula jembatan merah bernama Roode Brug yang berarti Jembatan Merah karena identik dengan warna merah. 

Pakar sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Rojil Nugroho Bayu Aji mengatakan dulu di era kolonial jembatan yang membentang di atas Kalimas yang sekarang membelah daerah antara Jalan Rajawali dan Kembang Jepun ini, menghubungkan antara daerah pemukiman belanda dan vreemde oosterlingen (Timur Asing; Tionghoa, arab).

"Kita ketahui bahwa terdapat pengelompokan kelas di era kolonial yaitu kelas pertama Eropa, Belanda, kelas kedua Vreemde Oosterlingen, dan Pribumi," kata Rojil kepada Ketik.co.id, Sabtu 9 November 2024.

Pengelompokan kelas ini juga sejalan dengan kebijakan Wijkenstelsel yaitu merupakan sistem pengaturan pemukiman orang Tionghoa yang diperbolehkan bermukim di wilayah tertentu (dikelompokkan). 

"Nah sebelah barat Jembatan Merah adalah wilayah pemukiman Belanda dan sebelah timur adalah pemukiman Vreemde oosterlingen," tambahnya.

Jembatan merah juga memiliki hubungan erat dengan serangkaian peristiwa 10 November 1945 karena pada tanggal 30 Oktober Mallaby tewas di daerah sekitar Jembatan Merah dan gedung Internacio (dulunya gedung Internationale Crediet En Verening) setelah bernegosiasi dengan para pejuang Surabaya. Tewasnya perwira tinggi tentara Inggris ini merupakan pemicu pertempuran 10 Nopember di Kota Surabaya. 

 

Foto Kawasan Kembang Jepun (Zona Asia) yang terletak di sebrang Jembatan Merah.(foto: Husni Habib)Kawasan Kembang Jepun (Zona Asia) yang terletak di sebrang Jembatan Merah.(foto: Husni Habib)

 

Sebelum Jenderal Mallaby tewas, pasukan sekutu yang diwakili oleh militer Inggris baru tiba di  Surabaya pada 25 Oktober 1945, setelah Jepang menyerah dan Perang Dunia (PD) II selesai.

Tujuan Inggris ke Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan orang Eropa dari tawanan.

Namun, kedatangan militer Inggris lewat Pelabuhan Tanjung Perak ini mendapat sambutan kurang enak dari arek-arek Suroboyo.

Ketidaksukaan masyarakat Surabaya atas kedatangan pasukan sekutu dicurahkan melalui tulisan berbahasa Indonesia "Merdeka atau Mati", berbahasa Urdu "Ayadi ya Kunrezi" menyambut kedatangan pasukan dua batalyon Indian Army dari Brigade Infanteri India ke-49.

Pada 30 Oktober 1945, Brigadir Mallaby berkeliling kota Surabaya untuk mengumumkan kesepakatan gencatan senjata yang telah dinegosiasikan. Adapun kesepakatan ini telah dibuat oleh dirinya bersama Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammat Hatta, dan Menteri Amir Syarifuddin.

Namun di dalam perjalanan, AWS Mallaby terjebak dalam pertempuran kecil antara tentara Belanda dan milisi Indonesia, di area jembatan Merah. Di tengah situasi yang penuh ketegangan dan kekacauan, Mallaby tertembak di dalam mobilnya, tewas di tempat, dan mobilnya yang terbakar.

Mendengar kabar tewasnya Mallaby pihak Inggris di bawah komando Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum pada 9 November 1945. Dengan menggunakan pesawat pihak Inggris ingin para milisi Indonesia menyerah dan meletakan senjata di lokasi yang telah ditentukan, hingga 10 November 1945 pukul 06.00.

Akan tetapi tentu saja ultimatum yang disebarkan oleh pihak Inggris pun tidak digubris oleh para pejuang, sejumlah tokoh pergerakan termasuk Bung Tomo mendorong rakyat untuk melakukan perjuangan demi melawan bangsa asing.

Pertempuran kemudian pecah pada 10 November 1945 dan mencatat ribuan orang tewas di pihak Indonesia. Namun itu menjadi simbol akan tekad untuk menjadi bangsa yang merdeka.

"Jembatan merah menjadi saksi tentang terbunuhnya Mallaby dan peristiwa 10 November di Surabaya," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Perang 10 November Jembatan Merah Jenderal Mallaby Sekutu Inggris Arek Suroboyo