Selalu Tergenang Air, Petani Sekitar Tambak Udang Hanya Bisa Tanam Setahun Sekali di Yosowilangun Lumajang

Jurnalis: Abdul Fatah
Editor: M. Rifat

10 Januari 2025 08:27 10 Jan 2025 08:27

Thumbnail Selalu Tergenang Air, Petani Sekitar Tambak Udang Hanya Bisa Tanam Setahun Sekali di Yosowilangun Lumajang Watermark Ketik
Juarnam, dengan lahannya yang masih tergenang. 9 Januari 2025. (Foto: Abdul Fatah/Ketik.co.id)

KETIK, LUMAJANG – Sejumlah warga di desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Lumajang mengaku hanya bisa tanam sekali sekali dalam setahun. Itu akibat genangan air yang tak kunjung surut karena banjir.

Menurut warga, dulu ketika sungai yang menuju ke muara masih normal, warga bisa tanam sampai tiga kali dalam setahun. Pasalnya, saat itu walaupun sering tergenang tetapi tak perlu waktu lama air langsung surut menuju ke aliran sungai yang kemudian mengalir ke muara di laut selatan.

Juarnam, salah seorang warga Dusun Tal Sewu Desa Wotgalih mengaku sampai saat ini dirinya tidak bisa menanam apapun di lahannya. Itu karena sampai saat ini lahannya masih tetap tergenang.

"Ini kemungkinan saya baru bisa menanam pada bulan Mei, karena tidak mungkin surut sebelum bulan Mei. Genangan ini akan berlangsung selama berbulan-bulan," kata Juarnam.

Masih kata Juarnam, genangan air ini disebabkan oleh semakin menyempitnya Sungai Bondoyudo yang mengarah ke muara di pantai selatan Lumajang.

"Kalau airnya memang berasal dari sejumlah desa yang lebih tinggi dari kawasan ini. Tapi dulu surutnya paling lama satu minggu, bahkan kalau air laut tidak pasang, dalam satu hari bisa surut airnya, sehingga tanaman petani setidaknya bisa diselamatkan," kata Juarnam.

Oleh karena itu, Juarnam berharap pihak tambak udang PT. Bumi Subur yang beroperasi di Desa Wotgalih bisa segera melalukan normalisasi sungai, sehingga bisa membantu cepatnya surutnya air di kawasan pertanian warga.

"Harapan saya pihak tambak udang bisa membantu melakukan normalisasi sungai, karena kami yakin salah satu penyebab sempitnya sungai ini karena adanya tambak udang milik PT. Bumi Subur ini," kata Juarnam.

Masih kata Juarnam yang dibenarkan oleh sejumlah petani lainnya, harapan petani setempat sangat besar agar sungai yang mengarah ke muara bisa kembali normal, karena hal ini sangat menentukan terhadap rencana tanam petani agar lahan yang mereka kelola bisa kembali produktif.

Sebelumnya, warga dari empat desa, yakni Wotgalih, Kraton, Darungan dan Kraton datang ke DPRD Lumajang mengadukan nasibnya terkait dengan normalisasi sungai Bondoyudo yang mengarah ke pantai selatan Lumajang.

Menurut rencana, DPRD akan datang ke lokasi tambak untuk memastikan penyebab terjadinya genangan air ini dan penyempitan sungai ini, sekaligus mencari solusi atas persoalan ini.

Sementara itu Fauzan, salah seorang manager di PT. Bumi Subur ketika dihubungi media ini tidak merespons. Pesan WhastApp juga tidak dibalas. (*)

Tombol Google News

Tags:

sawah tergenang air petani tidak bisa tanam wot galih yosowilangun berita lumajang hari ini