KETIK, SURABAYA – Supir taksi online berinisial Pj (47) yang menjadi korban begal di Kawasan Gunung Anyar meninggal dunia di RSUD dr Soetomo, Senin, 28 Oktober 2024.
Kepastian disampaikan Pj Ketua dan Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur Daniel Lukas Rorong yang menyampaikan kabar duka ini.
Menurut Daniel, almarhum PJ meninggal sekitar pukul 10.00 WIB setelah mengalami komplikasi infeksi luka.
"Kami turut berduka cita atas meninggalnya saudara kami, PJ. Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ucap Daniel, Rabu, 30 Oktober 2024.
Daniel menjelaskan, kondisi PJ sebenarnya sempat membaik serta dipindahkan ke ruang rawat inap biasa dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Namun, beberapa hari terakhir, luka yang dideritanya diduga terinfeksi, memaksanya kembali masuk ke ruang ICU.
"Hampir satu-dua minggu setelah kejadian, kondisinya sempat membaik. Saya bahkan sempat berbincang dengannya," tambah Daniel.
Namun, takdir berkata lain. PJ meninggalkan seorang istri dan dua anak laki-laki yang kini harus melanjutkan hidup tanpa sosok ayah.
Seperti yang diketahui, percobaan pembegalan ini terjadi pada 1 Oktober 2024. Pelaku, seorang perempuan berusia 23 tahun, diketahui lulusan perguruan tinggi swasta di Surabaya.
Polisi juga menetapkan perempuan tersebut sebagai tersangka dan menjeratnya dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Yang mana, ancaman hukuman maksimal yang bisa dijatuhkan padanya adalah 9 tahun penjara.
Kepergian PJ menyisakan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarganya, tetapi juga komunitas driver online di Jawa Timur.
Keluarga dan rekan-rekan sejawatnya dari PDOI pun meminta agar kasus ini diusut hingga tuntas dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Serta berharap kasus ini dapat diproses secara adil agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kami berduka cita yang mendalam. Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Kehilangan ini menjadi pengingat bagi kami bahwa profesi ini juga penuh risiko," pungkasnya. (*)