KETIK, SURABAYA – Jelang berakhirnya masa jabatan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan akan berkantor di kantor kelurahan. Tujuannya adalah karena ia ingin mengevaluasi dan mengecek kinerja para lurah dan camat yang ada di Kota Surabaya.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi A DPRD Surabaya M Machmud khawatir dengan manuver Eri Cahyadi jelang pemilihan wali kota atau Pilwali 2024. Pasalnya, orang nomor satu di Kota Pahlawan itu mulai kembali berkantor di kelurahan usai berbulan-bulan vakum.
Menurutnya, momentum berkantor di kelurahan kurang tepat. Pihaknya khawatir menuai opini negatif dari masyarakat. Misalnya, akan dianggap sebagai upaya untuk menaikkan popularitas dan menjaring simpati.
“Mungkin tujuannya baik, tapi momennya kurang tepat karena mendekati pilwali. Sehingga akan membuat masyarakat nantinya berpikir bahwa upaya itu untuk menaikkan popularitas,” kata Machmud, Jumat (10/5/2024).
Meski demikian, Machmud menilai kegiatan berkantor di kelurahan adalah program yang bagus. "Jadi upaya wali kota untuk semakin mendekatkan diri ke masyarakat," ujarnya.
Selain itu, mencontohkan kepada jajaran di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk melayani masyarakat dengan sungguh-sungguh.
“Namun kalau saya melihat itu merupakan upaya wali kota untuk mendekatkan diri ke masyarakat, dan memberikan contoh ke jajaran di bawahnya agar lebih melayani. Programnya juga bagus supaya bisa mengawasi kinerja di kelurahan,” terangnya.
Politisi Demokrat ini berharap, upaya wali kota tersebut menuai hasil. Benar-benar mendorong optimalisasi layanan di kelurahan. Singkatnya, dapat membawa perubahan pelayanan yang lebih cepat dan efisien.
“Kita berharap kegiatan tersebut tidak muspro. Artinya bisa menjadi contoh bagi jajaran di tingkat kelurahan dan kecamatan bahwa bekerja itu harus all out dan melayani dengan totalitas,” pungkasnya. (*)