KETIK, JEMBER – Sejumlah mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) menginisiasi komunitas relawan sosial yang fokus pada pengabdian masyarakat. Komunitas itu dijuluki Dedikasi atau Denah Pengabdi Kangsa Pertiwi.
Puluhan mahasiswa yang tergabung memiliki visi dan semangat yang sama. Sebagai pemuda Indonesia, mereka merupakan garda terdepan perubahan untuk memberikan kebermanfaatan.
Founder Dedikasi, Khoirul Azka Azkiya, menceritakan bahwa pembentukan komunitas Dedikasi ini berawal dari pengalamannya bersama teman-teman pendiri yang telah mengikuti banyak kegiatan pengabdian.
“Kegiatan pengabdian kami selama ini kan selalu di luar Pulau Jawa, padahal saya melihat masih banyak desa-desa terpencil dan tertinggal di daerah Tapal Kuda,” ungkap mahasiswa Prodi Kopi, Polije itu.
Dalam kacamatanya, masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan para relawan, termasuk bidang pendidikan, ekonomi, pariwisata, dan lainnya.
“Karena itu kami sepakat kalau Dedikasi bergeraknya paling utama di daerah Tapal Kuda. Menentukan daerah tertinggal berdasarkan ketetapan dari kementerian,” tutur Azka.
Daerah pengabdian meliputi Kabupaten dan Kota Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, Probolinggo, serta Pasuruan.
Meski baru berdiri empat bulan, kurang lebih sekitar 40 volunteer yang mendaftar. Dedikasi tidak hanya untuk mahasiswa Polije, namun terbuka untuk semua kalangan. Termasuk guru, tenaga kesehatan, bahkan pegawai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Memang awalnya kami harap mahasiswa Polije banyak yang bergabung, tapi juga terbuka untuk umum. Kami hanya membatasi usia saja yaitu mulai 17 sampai 35 tahun,” lanjutnya.
Dedikasi telah memiliki berbagai mitra untuk menyalurkan program pengabdian yang dirancangnya. Untuk program terdekat dengan panti asuhan dan kantor desa.
Fokus utama Dedikasi bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, sosial lingkungan, ekonomi pariwisata, dan media.
“Dari lima atribut bidang ini kami penuhi secara keseluruhan dengan saksama dalam satu project pengabdian,” jelas Azka.
Dedikasi dibentuk untuk menyelesaikan masalah lima bidang tersebut. Menurut Azka meskipun wilayah Tapal Kuda sudah tersentuh pembangunan, masih ada beberapa aspek yang terlewat.
“Itu sudah pasti ada entah dari ekonomi, pendidikan, pariwisata. Jadi harapan kami dengan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya bisa menyelesaikan aspek yang dibutuhkan masyarakat daerah target pengabdian,” pungkasnya.(*)