KETIK, MALANG – Petugas kepolisian menggunakan alat Traffic Accident Analysis untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan Tol Pandaan-Malang. Hal ini disampaikan Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana, Selasa, 24 Desember 2024.
"Tim masih bekerja dipimpin Bapak Dirlantas. Melakukan olah TKP dengan memakai alat Traffic Accident Analysis. Alat ini masih bekerja terus," ujar AKBP Putu Kholis Aryana.
Lebih lanjut ia mengatakan, Tim Penyidik dari Gakkum Satlantas Polres Malang mulai kemarin malam sudah mengumpulkan bukti-bukti.. Kemudian hari ini dijadwalkan memintai keterangan dari para saksi.
"Kemudian Bapak Dirlantas menghadirikan pihak Dishub untuk checking kendaraan. Kami lapis dengan teknisi kendaraan dari Mitsubishi," kata Perwira Menengah atau Pamen Kepolisian dengan dua melati di pundaknya tersebut.
"Tujuannya untuk bisa mendapatkan data komperhensif mengenai kondisi kendaraan tersebut," sambung AKBP Putu Kholis Aryana.
Sedangkan untuk kondisi sopir truk kata ia saat ini masih dilakukan proses perawatan medis. Karena yang bersangkutan mengalami luka-luka akibat insiden maut tersebut.
"Ad sakit di lengan kiri, mudah-mudahan tidak patah. Kemudian ada lebam di pelipis sebelah kiri," ungkap mantan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok ini.
Untuk penerapan pasal dan siapa terduga pelaku, kata AKBP Putu Kholis Aryana masih menunggu hasil proses penyelidikan.
"Setelah pengumpulan bukti dan memintai keterangan-keterangan, maka akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan siapa terduga pelakunya dan pasal apa yang dikenakan. Mohn waktu," tegasnya.
Seperti diberitakan Ketik.co.id sebelumnya, kecelakaan maut di tol Pandaan-Malang, Senin, 23 Desember 2024. Terkini, kejadian melibatkan satu unit bus dan truk pengangkut pakan ternak tersebut mengakibatkan 4 orang tewas.
Dalam evakuasi awal, ditemukan satu korban meninggal dunia. Namun setelah proses lebih lanjut, jumlah korban bertambah menjadi empat orang.
Kecelakaan terjadi karena Truk berhenti di bahu jalan dan sempat diganjal oleh sopir, namun ganjalan tersebut tidak cukup kuat sehingga truk mundur secara tidak terkendali. (*)