KETIK, SLEMAN – Sejumlah pihak menyatakan pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 termasuk Pilkada Sleman telah berjalan dengan aman dan damai.
Beberapa waktu lalu, tepatnya 2 Desember 2024 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan penetapan hasil Pilbup Sleman 2024.
Disusul dengan keluarnya Surat Keputusan KPU Sleman Nomor 1 Tahun 2025 dan diumumkan dalam rapat pleno terbuka di The Alana Hotel & Convention Center Kamis 9 Januari 2025.
KPU Sleman secara resmi menetapkan pasangan nomor urut 2, Harda Kiswaya-Danang Maharsa, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sleman terpilih dalam gelaran Pilkada Sleman 2024.
Walau dalam pelaksanaannya diwarnai dengan berbagai isu pelanggaran yang krusial, mulai dari isu netralitas, dugaan perusakan alat peraga kampanye (APK) serta yang paling menonjol adalah praktek money politics (politik uang) yang menyeret para 'pelakunya' maju ke meja hijau hingga berakhir di penjara, namun, tidak terjadi perselisihan terhadap hasil Pilkada Sleman 2024.
Sehingga saat ini tinggal menunggu hari H, jadwal pelantikan Bupati dan Wabub Sleman periode 2025-2030.
Sukiman Hadiwijoyo (kanan), Ketua Umum Paguyuban Dukuh se-Kabupaten Sleman 'Cokro Pamungkas', saat memberikan perhargaan kepada Harda Kiswaya. Atas pengabdiannya selaku Sekda Sleman usai purna tugas 1 Februari 2024 lalu. (Foto: Dok Sukiman H / Ketik.co.id)
Terkait hal itu Ketua Umum Paguyuban Dukuh se-Kabupaten Sleman 'Cokro Pamungkas', Sukiman Hadiwijoyo, Rabu malam 29 Januari 2025 menyatakan demi terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif masa transisi pasca-Pilkada Sleman 2024 seperti saat ini, harus dijadikan momen untuk mempererat kembali hubungan persaudaraan dan persatuan antar warga Padukuhan.
Ia sebutkan, dalam proses menyalurkan hak dan kewajiban politik, tidak dipungkiri bahwa pesta demokrasi kerap menimbulkan pembelahan (polarisasi) masyarakat, aksi saling hujat serta caci maki antar pendukung pasangan calon.
Termasuk yang berpotensi terjadi di tengah warga 1.212 Padukuhan yang ada di Kabupaten Sleman.
Apalagi dalam gelaran Pilkada Sleman 2024 kemarin hanya diikuti oleh dua pasangan calon yakni Bupati incumbent bersebrangan dengan mantan Sekda Sleman.
Sukiman mengatakan semua wajib menghormati sikap dan pilihan masing-masing. Oleh karena itu perbedaan sikap politik yang muncul sebelumnya harus ditempatkan sebagai bagian dari berdemokrasi.
Namun tidak kalah penting, tegas Sukiman, adalah menjunjung tinggi hukum, etika, dan norma dalam setiap proses demokrasi.
Ia sebutkan, sebagai bagian dari masyarakat Sleman maupun mitra kerja dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Mengingat Dukuh merupakan garda terdepan yang langsung bersentuhan dengan warga masyarakat. Sukiman juga menekankan pentingnya kewajiban kita semua untuk menjaga kedamaian.
Salah satunya dengan menerima hasil Pilkada 2024 dengan lapang dada. Serta terus mendukung kemajuan daerah melalui peran aktif sebagai warga Sleman yang baik.
Sukiman menyentil bahwa semua calon memiliki tujuan yang sama. Yakni ingin membangun dan memajukan daerah agar masyarakatnya lebih sejahtera.
Maka siapapun yang terpilih saat ini akan menjadi Bupati dan Wabup semua masyarakat yang ada. Bukan hanya bagi pemilihnya saja.
"Karena itu, inilah saatnya kembali bergandengan tangan, tanpa ada sekat maupun perselisihan dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan. Serta menghindari potensi konflik yang dapat terjadi akibat perbedaan pendapat dan pilihan politik dalam gelaran Pilkada Sleman 2024 sebelumnya," ucapnya. (*)