KETIK, SURABAYA – KB TK Dharma Wanita Persatuan (DWP)Tawangsari 2 menggelar kegiatan unik untuk memperkenalkan anak-anak terhadap demokrasi, dengan cara mengadakan kegiatan Pemilu untuk siswa dan siswi dari mulai KB hingga TK B.
Siswa dan siswi diajarkan untuk mempercayakan hak suaranya agar memilih salah satu dari dua pasangan calon sebagai Ketua dan Wakil Sahabat Anak Dharma Wanita 2 Tawangsari (Sandhata).
Peserta berjumlah 99 siswa, Ppemilu ini benar-benar dilakukan seperti real, mulai tersedianya kursi tunggu, meja pendaftaran, meja surat suara, bilik suara, kotak suara hingga meja tinta.
Kepala Sekolah KB TK Dharma Wanita Persatuan Tawangsari 2 Nurul Latifah S.pd. menjelaskan bahwa ini adalah aksi nyata kegiatan P5 dengan tema Aku Cinta Indonesia sub temanya Pemilu.
"Ini memanfaatkan momen yang ada, karena momennya 5 tahun sekali, jadi tidak ada salahnya anak usia dini kita kenalkan supaya anak tahu," ujarnya pada Ketik Media pada Senin (5/2/2024).
Seorang siswa tengah menaruh surat suara yang sudah dicoblos ke kotak suara yang telah disiapkan (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Nurul menceritakan, sebelum proses pencoblosan, anak-anak juga melaksanakan kampanye dengan menyuarakan yel-yel yang dibuat oleh kedua paslon.
"Ada kampanyenya ramai, mereka paslon ini mengenalkan yel-yelnya, tidak terlalu muluk-muluk visi-misi, mereka diberi kesempatan yang sama ya untuk dua pasangan itu," jelasnya.
Menurutnya, pelaksanaan diselenggarakan sebelum tanggal 14 Februari 2024 agar anak-anak paham mengenai keadaan lingkungan yang sedang melaksanakan pesta demokrasi.
"Jadi kami kenalkan istilah-istilah, apa itu Paslon, TPS, kotak suara, surat suara jadi kita buat persis, praktiknya seperti pencoblosan," terangnya.
Nurul menjabarkan, anak-anak diajarkan untuk memilih Ketua dan Wakilnya Sandhata.
"Itu terpilih dari kelompok B yang umurnya sudah matang, kita ambil calonnya ketuanya kelompok B1, wakilnya B2 dan sebaliknya," ucapnya.
Kepala Sekolah KB TK Dharma Wanita Persatuan Tawangsari 2 Nurul Latifah menunjukkan surat suara. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Setelah acara pencoblosan dilanjutkan dengan perhitungan suara. Setelah tahu pemenangnya diadakan pengumuman pemenang lalu dikukuhkan dan proses terakhir dilakukan kirab atau diarak keliling.
"Rangkaian berikutnya, kita kukuhkan yang jadi itu setelah itu kita arak keliling dengan diiringi oleh orang tuanya dan diiringi musik patrol oleh orang tuanya," paparnya.
Mengenai harapan ke depan, Nurul mengatakan sebagaisekolah penggerak harus memberikan pengalaman bagi anak supaya anak mengerti sejak dini.
"Memberikan pengalaman, pembelajaran anak itu sesuai dengan kontekstual, tidak hanya menceritakan Pemilu tetapi apa itu Pemilu, tujuannya apa, teknisnya untuk menjalankan Pemilu," pungkasnya. (*)