KETIK, BANDA ACEH – Kontingen Jawa Barat mengajukan protes kepada Dewan Hakim Cabang Olahraga Anggar, terkait dugaan kecurangan pengurangan angka penilaian pada pertandingan anggar PON XXI di nomor Sable Putra pada babak delapan besar.
Namun protes Jabar ditolak mentah-mentah, tanpa adanya alasan yang pasti. Kontingen Jabar sendiri sudah menyiapkan berbagai bukti adanya kecurangan tersebut.
Anggota Bidang Hukum KONI Jawa Barat Mangiring T. S. Sibagariang menjelaskan, tim hukum mengajukan protes tersebut karena adanya pengurangan angka pada pertandingan Jabar melawan Jateng.
Sebelumnya tim Anggar Jabar sudah melakukan protes kepada wasit pertandingan terkait perolehan poin. Namun protes tersebut tidak di gubris oleh wasit, yang terkesan memihak kepada Jawa Tengah.
"Dua point itu yang kita protes. Yang lucu, ketika kita protes, mereka tidak memberikan mekanisme kepada kami untuk mendalilkan atau alasan kita dengan pembuktian. Kita juga sudah siap dengan video yang menjadi bukti," ungkap Mangiring di Banda Aceh Kamis (12/9/2024).
Menurutnya, dewan hakim tidak memberikan mekanisme yang pasti ajuan protes Jawa Barat. Seharusnya, kata Mangiring, Jabar diberi kesempatan untuk menampilkan bukti-bukti yang dimiliki serta keterangan terkait pengurangan nilai tersebut.
"Kalau memang hasilnya ditolak, akan tetapi ditolaknya itu bagaimana? Alasannya yang jelas. Ada proses pembuktian, ada proses tanya jawab dari pemohon bahkan juga termohon, bagaimana itu yang fair," jelasnya.
Ia menambahkan, kasus serupa juga terjadi saat pertandingan di Cabor Muaythai. Ketika Jabar protes, maka dewan hakim menggelar persidangan dengan cepat.
"Nah, ini mengapa tidak ada di Cabor Anggar. Ini yang kita pertanyakan dewan hakimnya, kenapa ini? Apakah dia sudah langsung bersiasat dengan wasit, kita tidak tahu," bebernya.
Ia mengatakan, wasit dan dewan hakim tidak meminta keterangan dari pihak Jabar, terkait protes yang diajukan. Mereka tidak memberi waktu kepada Jabar untuk memberikan keterangan dan menyampaikan bukti - bukti bahwa ada kecurangan dalam pertandingan tersebut.
"Dia langsung memutuskan dewan hakimnya itu bahwa ini langsung ditolak dengan alasan begini begini tanpa menanyakan dulu kepada kita apa sih poin-poinnya. Tentu kita melakukan protes itu ada poin poinnya yang harus dilengkapi bukti bukti yang ada pada kita," sesal Mangiring. (*)
