Mahasiswa Unej Kembangkan Riset Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao Pengganti Bensin

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Muhammad Faizin

20 Oktober 2023 09:40 20 Okt 2023 09:40

Thumbnail Mahasiswa Unej Kembangkan Riset Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao Pengganti Bensin Watermark Ketik
Uji coba performa dan emisi karbon bahan bakar biobutanol di kendaraan bermotor (Foto: Tim Riset Mahasiswa Unej)

KETIK, JEMBER – Tingkat pemanfaatan limbah pertanian di Indonesia masih rendah. Sebagai negara agraris, limbah pertanian dapat dikatakan surplus dan perlu adanya riset dan strategi pengembangan untuk meningkatkan daya gunanya.

Seperti yang dilakukan Tim Riset Mahasiswa Universitas Jember dengan menyulap limbah pertanian menjadi bahan bakar ramah lingkungan pengganti bensin.

Mereka adalah Ika Putri Nikmatur Rohmah, Moch. Yahya Armansah, Zaidan Rizqullah Luqianto, dan Intan Rahmi Putri. 

Melalui pendanaan Kemendikbud RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2023, tim tersebut melakukan eksperimen meningkatkan produksi Biobutanol dari fermentasi limbah kulit kakao. Dengan bantuan biofilm dari kulit kakao, ampas tebu, dan jerami padi.

Yang melatarbelakangi riset tersebut karena adanya ancaman cadangan bahan bakar minyak yang terus menurun dan isu lingkungan yang kian mengkhawatirkan.

“Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ketersediaan cadangan minyak diperkirakan akan bertahan hingga 9 tahun ke depan dengan asumsi tidak ada penemuan baru, sedangkan permintaannya semakin meningkat,” ujar Ika, ketua tim riset.

Apalagi, bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor yang selama digunakan menghasilkan emisi karbon yang tidak ramah lingkungan.

Foto Eksperimen peningkatan produksi Biobutanol dari fermentasi limbah kulit kakao (Foto: Tim Riset Mahasiswa)Eksperimen peningkatan produksi Biobutanol dari fermentasi limbah kulit kakao (Foto: Tim Riset Mahasiswa Unej)

Ika menjelaskan, berdasarkan hasil riset, kulit kakao, ampas tebu, dan jerami padi terbukti dapat menjadi biofilm yang melindungi bakteri dari sifat toksik produk selama proses fermentasi. 

“Sehingga meningkatkan produktivitas biobutanol dari kulit kakao,” jelas Ika yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Teknik, Universitas Jember.

Pengujian fermentasi yang dilakukan selama 24 jam menunjukkan hasil bahwa jerami padi yang terbaik dalam meningkatkan biobutanol.

Biobutanol yang mereka hasilkan telah diuji coba untuk mengetahui performa mesin dan emisi gas buang yang dihasilkan. Hasilnya biobutanol memiliki performa baik dan berkontribusi mengurangi polusi udara.

“Biobutanol memiliki daya dan torsi sedikit lebih kecil daripada bensin murni, hasil uji emisi menunjukkan bahwa biobutanol lebih unggul daripada bensin murni dan menekan kadar emisi gas buang berbahaya seperti CO dan HC,” jelasnya..

Ika dan tim berharap agar penelitiannya dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar dengan dukungan berbagai pihak. Jika pengembangan Biobutanol dapat diteruskan, mereka yakin di masa depan Indonesia tidak perlu khawatir kehabisan bahan bakar berbasis minyak dan dapat membantu mengurangi krisis lingkungan yang semakin mengancam.

“Kekhawatiran terhadap cadangan minyak yang semakin menurun dan krisis lingkungan yang kian mengancam membuat kami semakin yakin bahwa penelitian ini penting untuk membantu mengatasi masalah tersebut,” pungkas Ika.(*)

Tombol Google News

Tags:

PKM-RE biobutanol pemanfaatan limbah pertanian pengganti bahan bakar Ramah Lingkungan tim riset eksakta mahasiswa Universitas Jember Unej Energi Terbarukan