Massa Taati Aturan, Rontek Gugah Sahur di Pacitan Berjalan Kondusif

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Hetty Hapsari

5 Maret 2025 05:43 5 Mar 2025 05:43

Thumbnail Massa Taati Aturan, Rontek Gugah Sahur di Pacitan Berjalan Kondusif Watermark Ketik
Ratusan massa rontek Rayon Timur: Arjowinangun, Sirnoboyo, Sukoharjo, Kembang, Mentoro, Menadi, Purworejo, Kayen bergerak melintasi Jalan Ahmad Yani Pacitan, Rabu, 5 Maret 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Memasuki pekan pertama Ramadan 1446 Hijriah, tradisi rontek di Pacitan berlangsung tertib dan kondusif. Massa rontek tetap menjaga ketertiban, sehingga tidak ada laporan insiden berarti selama sepekan terakhir.  

Pantauan ketik.co.id, rombongan rontek Rayon Timur, yang terdiri dari Arjowinangun, Sirnoboyo, Sukoharjo, Kembang, Mentoro, Menadi, Purworejo, dan Kayen, melintasi Tugu Penceng sekitar pukul 01.45 WIB, dini hari.

Para perontek berjalan kaki menyusuri Jalan Panglima Sudirman, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Gatot Subroto, membawa atribut khas seperti kentongan, bedug, dan gong. Melintasi rute yang telah ditentukan.

Aparat kepolisian serta tokoh masyarakat tampak berjaga di sepanjang rute guna memastikan keamanan dan kelancaran acara.

Sejauh ini, pengaturan rute dan pembagian rayon terbukti efektif dalam menjaga ketertiban tanpa mengganggu aktivitas warga lainnya.  

Pembagian Rayon dan Skema Pengamanan  

Untuk menghindari bentrokan, Pemkab Pacitan membagi rontek ke dalam empat rayon:  

  • Rayon Barat: Kelurahan Pacitan, Pucangsewu, Sumberharjo, Bangunsari. 
  • Rayon Utara: Widoro, Nanggungan, Tanjungsari. 
  • Rayon Selatan: Ploso, Baleharjo, Sidoharjo.
  • Rayon Timur: Arjowinangun, Sirnoboyo, Sukoharjo, Kembang, Mentoro, Menadi, Purworejo, Kayen.  

Setiap desa wajib memiliki penanggung jawab, mulai dari kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga koordinator rontek.

Pemkab juga aktif turun ke lapangan guna memastikan koordinasi berjalan baik dan tidak ada gangguan yang berpotensi merusak suasana Ramadan.  

Sekda Pacitan, Heru Wiwoho, menegaskan bahwa ASN harus berperan aktif dalam pengawasan. “Jangan hanya memantau dari balik meja, tapi turun langsung. Jika ada yang kelewat batas, segera diingatkan,” ujarnya.  

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pacitan, Kemal Pandu Pratikna, juga menegaskan bahwa rontek adalah tradisi yang harus dijaga tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat.

“Kami tidak melarang, tetapi harus tetap santun dan tidak memancing keresahan,” katanya.

Pengamanan Diperketat  

Selain dari ASN, pengamanan juga melibatkan TNI-Polri serta Linmas. Danramil 0801/01 Pacitan, Kapten Kav Dadut Setiyawan, menegaskan pentingnya koordinasi di lapangan.

“TNI-Polri harus satu suara dengan Linmas agar tidak ada kesalahpahaman,” katanya.  

Sejumlah warga mengapresiasi pelaksanaan rontek tahun ini yang dinilai lebih tertata dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  

“Suasananya tetap meriah, tapi lebih rapi. Rute masing-masing kelompok dipisah, jadi tidak terjadi kerumunan yang berlebihan,” kata Supriyadi, warga Kecamatan Arjosari, saat menonton rontek di depan Pendopo Pacitan.  

Sementara itu, Suparno, warga Kecamatan Pacitan, mengingatkan agar rontek tetap berjalan dalam batas wajar.

“Penting tidak bentrok. Ini hiburan dan tradisi yang harus dijaga nilai-nilainya,” ujarnya saat memantau kondisi dengan mengendarai motor.  

Dengan skema pengamanan yang telah disiapkan, Pemkab Pacitan berharap tradisi rontek tetap menjadi bagian dari kemeriahan Ramadan tanpa menimbulkan gangguan ketertiban.

Jika ada peserta yang melanggar aturan, petugas siap turun tangan untuk menertibkan. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Rontek Gugah Sahur Pacitan #ngetik