KETIK, PACITAN – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Wilayah Pacitan, Budi Harisantoso menyatakan sebagian besar kondisi jalan wewenang provinsi di Pacitan berkondisi prima.
Dari total 102,8 kilometer, 85–90 persen memenuhi standar atau kategori sedang dan baik, sedangkan sisanya, sekitar 10 persen, membutuhkan perbaikan ringan, seperti retakan dan lubang.
“Kalau yang jadi kewenangan provinsi itu kurang lebih 102,8 kilometer. Itu ada beberapa ruas: perbatasan Pacitan-Ponorogo sepanjang 45 km, Arjosari-Purwantoro 6 km, Pacitan-Jogja 8,2 km, dan di tengah kota (Jalan Basuki Rahmat - Tentara Pelajar) 3 km,” paparnya kepada Ketik.co.id, Senin, 16 Juni 2025.
Menurutnya, kerusakan yang paling sering terjadi adalah retakan dan lubang di badan jalan. Sementara bahu jalan yang ambles, sejauh pantauannya, terjadi di Kabupaten Ponorogo, bukan di Pacitan.
Budi juga mengungkap rencana perbaikan dan perawatan yang tengah dan akan dilaksanakan. Dalam waktu dekat, perbaikan akan difokuskan pada penambalan lubang dan perawatan rutin di beberapa titik yang dianggap rawan.
Selain itu, ada paket pelebaran jalan dan duplikasi jembatan di 4 desa, yaitu Desa Temon Arjosari, Mujing, Nawangan, dan Jetis Lor, dengan total pelebaran mencapai 4,5 km. Sisa sekitar 14 km di Arjosari-Purwantoro juga membutuhkan pelebaran demi memenuhi standar lebar 6 meter.
Perbaikan tersebut dijadwalkan paling cepat selesai 2–3 tahun ke depan secara bertahap. Budi menyebut ketersediaan anggaran tahun ini untuk Pacitan diangka Rp19 miliar.
“Hambatannya memang cuaca yang kadang tak menentu. Setelah diberesi, saat hujan, kadang terjadi retakan lagi. Tapi kami upayakan perbaikan secepat mungkin. Istilahnya, tiada hari tanpa nambal jalan. Setiap hari tim reaksi cepat turun ke lapangan untuk menambal yang retak atau berlubang," ujar Budi.
Selain perbaikan rutin, pihaknya juga tengah merencanakan pengeprasan tebing dan pelurusan trase jalan yang berkelok-kelok menyerupai irung petruk di Desa Kemuning, Tegalombo, dan Pucangombo. Tapi saat ini baru memasuki proses pembebasan lahan.
“Yang diharapkan masyarakat Pacitan, itu yang pertama, jalannya standar, minimal 6–7 meter. Pengennya jalan antar kabupatennya lurus, tidak banyak tikungan, dan tidak terlalu curam,” tandasnya. (*)