KETIK, HALMAHERA SELATAN – Petani di Desa Buton Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara, mengadakan pusat pelatihan pertanian alami pada Sabtu 12 April 2025.
Ide kreatif ini digagas oleh Darwan, salah satu petani Desa Buton sekaligus salah satu tokoh pemuda di desa tersebut.
Pelatihan pertanian alami atau penggunaan metode Fukuoka, menjadi pilihan Darwan dalam menginspirasi generasi muda di Obi. Hal ini seiring dengan program agromaritim Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba dan Helmi Umar Muchsin.
Darwan mengungkapkan, selain telah lama mendorong kemandirian petani melalui praktik pertanian ramah lingkungan, langkah tersebut lahir sebagi respon pesatnya penggunaan bahan kimia dalam pertanian.
"Pelatihan ini sebagai respon terhadap semakin meningkatnya ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida kimia yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan," ucap Darwan.
Darwan juga menyampaikan, para petani dan khususnya generasi muda, dapat kembali ke praktik bertani yang selaras dengan alam.
Untuk itu, di tengah maraknya penggunaan bahan kimia, Darwan lebih menginginkan cara bertani yang lebih menghargai alam.
"Kami berkinginan memulihkan hubungan petani dengan tanah dan alam. Pertanian alami bukan sekedar metode, tapi cara hidup yang menghargai bumi," cetusnya.
Selain itu, pelatihan ini menurut Darwan, akan menawarkan berbagai program berbasis praktik, mulai dari pembuatan kompos, pupuk cair organik, pestisida nabati, hingga sistem pertanian terpadu yang efisien dan berkelanjutan.
"Jadi peserta pelatihan berasal dari kalangan petani lokal, pemuda desa, serta kelompok tani dari daerah sekitar," singkatnya.
Darwan meyakini, pelatihan yang dibangunnya bakal meningkatkan keterampilan para petani serta menjadi ruang belajar bersama.
Dia bilang, pertukaran pengetahuan antar petani, dan wadah inovasi lokal dalam bidang pertanian alami juga akan dilaksanakan secara berkala dengan pendekatan belajar langsung di lahan praktik.
“Ini bukan hanya tentang pertanian, tetapi juga tentang masa depan pangan, ekonomi desa, dan pelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Pemuda pecinta tani ini bahkan telah menyusun rencana kerja sama dengan lembaga pendidikan, komunitas pertanian organik, serta Pemerinta Daerah dalam memperluas misi bertani yang natural di Kecamatan Obi dan khususnya di Desa Buton.
"Dengan semangat gotong royong dan keberpihakan pada alam, Desa Buton kini menapaki jalur baru menuju pertanian yang lebih sehat, berkelanjutan, dan mandiri Insha Allah!," pinta Darwin. (*)