KETIK, SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan penanaman ribuan pohon di lahan kritis sebagai upaya mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/3/2024).
Aksi penanaman ribuan pohon yang juga melibatkan masyarakat tersebut dilakukan oleh Bupati Situbondo, Karna Suswandi, Wabup Nyai. Khoirani, Sekda Wawan Setiawan, Kepala OPD dan jajaran Forkopimda Situbondo di lahan kritis daerah perbukitan di sejumlah desa wilayah Kecamatan Jatibanteng. Diantaranya Desa Wringinanom, Desa Patemon, dan Desa Curahsurih.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Situbondo, Sruwi Hartanto mengatakan hari ini pihaknya telah menanam ribuan pohon di lahan kritis yang ada di tiga desa tersebut.
"Pada hari ini, kami telah menanam 3.500 pohon. Untuk Desa Wringinanom kita tanam sekitar 2.000 pohon," ujarnya.
Sebanyak 3.500 pohon tersebut terdiri dari pohon durian, alpukat, kelengkeng, jati dan trembesi. Mayoritas pohon yang ditanam itu jenisnya pohon buah-buahan.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan penghijauan atau penanaman pohon di lahan-lahan kritis yang ada di Kabupaten Situbondo," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo Karna Suswandi dalam sambutannya mengatakan, penghijauan tersebut bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup serta mitigasi bencana hidrometeorologi.
"Penanaman pohon buah-buahan di lahan kritis ini, kita laksanakan bersama warga," kata Bupati Karna saat di Desa Wringinanom, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo.
Harapannya, penghijauan di lahan yang kritis depat mencegah terjadinya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.
"Untuk itu, saya minta kepada warga di Desa Wringinanom agar mau merawat tanaman hingga berbuah,” kata bupati yang akrab disapa Bung Karna ini.
Di samping itu, bupati juga meminta kepada warga Desa Wringinanom dan warga di desa lainnya untuk terus rajin menanam pohon-pohonan yang menghasilkan nilai ekonomi dan bermanfaat bagi kelestarian lingkungan serta mengantisipasi terjadinya tanah longsor.
Manfaat dari menanam pohon, kata Bung Karna, yakni untuk mencegah terjadinya krisis air bersih yang masih terjadi di beberapa desa di Kabupaten Situbondo, khususnya saat musim kemarau tiba.
"Artinya kita tidak akan lagi kekurangan air bersih, jika pohon-pohon tumbuh subur dan rindang. Sebab, pepohonan yang rindang bisa menyimpan air. Sebaliknya, jika kita terus menggunduli hutan-hutan dan atau menebang pohon seenaknya, maka bahaya akan mengancam kehidupan kita. Bisa terjadi tanah longsor, bisa terjadi banjir yang dapat menimbulkan korban jiwa," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, perlu diketahui bahwa bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Demikian penjelasan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi di musim hujan maupun musim kemarau.
Adapun macam-macam bencana hidrometeorologi yaitu banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga kualitas udara buruk.
Dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi, kita harus mengenal beberapa upaya mitigasi bencana hidrometeorologi.
Sebagaimana dihimpun Ketik.co.id dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari beberapa daerah, berikut beberapa upaya mitigasi bencana hidrometeorologi:
- Senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
- Mencari tahu dan memahami tentang potensi bencana hidrometeorologi di lingkungan sekitar tempat tinggal.
- Melakukan mitigasi struktural, seperti pengerukan atau normalisasi sungai, rehabilitasi embung dan pembuatan sumur resapan.
- Mitigasi non-struktural, seperti penyuluhan sosialisasi kepada masyarakat, pelatihan untuk aparatur dan relawan untuk simulasi evakuasi mandiri.
- Pantau informasi prakiraan cuaca dan diseminasi (penyebaran informasi) peringatan dini bencana hidrometeorologi dengan memperhatikan saran dan himbauan dari saluran resmi pemerintah. (*)