Pesisir Selatan Pulau Jawa Rawan Gempa Subduksi Indo-Australia

6 April 2025 21:25 6 Apr 2025 21:25

Thumbnail Pesisir Selatan Pulau Jawa Rawan Gempa Subduksi Indo-Australia Watermark Ketik
Ilustrasi gempa (Grafis: Rihad Humala/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Gempa Subduksi Lempeng Indo-Australia di Kabupaten Cilacap magnitude 4,9 terus dipantau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG).

Pasalnya, gempa di perairan Pulau Jawa rawan akan gempa tektonik tersebut. Gempa di Cilacap tersebut terjadi akibat pergeseran lempeng Indo- Australia ke bawah lempeng Eurasia. 

Menurut pantauan BMKG di pesisir barat Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara memiliki tingkat ancaman gempa yang sama seperti di Cilacap. 

Wilayah Jawa Timur di pesisir selatan sepanjang Pacitan, Trenggalek, Tulungagung sampai di Banyuwangi patut diwaspadai terhadap ancaman gempa subduksi tersebut. 

“ Jawa Timur bagian bagian tengah hingga utara relatif lebih aman. Sebab, jarak dengan zona sumber gempa subduksi lebih jauh,” kata Aji Permana, dari Stasiun Geologi BMKG Nganjuk, Minggu, 6 April 2025. 

Seperti diketahui, pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan merupakan bagian dari lempeng Eurasia. Sedangkan lempeng Indo-Australia meliputi Australia, perairan Samudera Hindia dan di sekitarnya. 

Gempa subduksi tersebut tidak ada kaitannya dengan gempa yang disebabkan sesar Kendeng yang melingkari Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah sepanjang 65 kilometer.

Subduksi berdasarkan catatan di BMKG adalah proses geologi di mana litosfer samudera dan sebagai litosfer benua didaur ulang ke dalam mantel bumi dan batas konvergen antara lempeng tektonik. 

Ketika satu lempeng bertemu dengan lempeng kedua, lempeng yang lebih berat menukik ke bawah lempeng lainnya dan tenggelam ke dalam mantel. Litosfer adalah susunan atas batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. 

Jawa Timur dianggap aman dari gempa subduksi Lempeng Indo-Australia ada beberapa sebab. Pertama lokasi geografis terletak di bagian timur pulau Jawa. Sehingga relatif jauh dari zona subduksi lempeng. 

Zona subduksi lebih dekat ke wilayah Cilacap dan sekitarnya. Meski Jawa Timur jauh dari zona gempa, kewaspadaan tetap diperlukan karena gempa tidak bisa diprediksi. 

Kedua struktur geologi Jawa Timur lebih stabil dibandingkan dengan wilayah lain di pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur tidak terletak langsung di zona subduksi aktif. 

Di Jawa Timur lebih dipengaruhi oleh aktivitas lempeng Eurasia. Hal ini yang mempengaruhi gempa di Jawa Timur. 

Daryono, Direktur Gempa dan Tsunami BMKG dalam rilisnya menjelaskan, gempa di Cilacap merupakan jenis gempa menengah. Hal ini akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia. 

“Hasil analisis sumber gempa menunjukkan bahwa gempa bumi di Cilacap tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar turun dengan kombinasi mendatar,” katanya.(*)

Tombol Google News

Tags:

gempa Lempeng Indo-Australia BMKG Pulau Jawa