KETIK, BATU – Petani Apel berharap Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman-Heli Suyanto dapat memenuhi janji. Dalam hal ini untuk lebih memperhatikan petani dan mengembalikan apel sebagai ikon Kota Batu.
Utomo, Ketua Kelompok Tani Bersama Dusun Gerdu Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu menyampaikan, sesuai janji Nurochman atau Cak Nur saat kampanye yang akan mengutamakan petani. Yakni mencarikan solusi pertanian apel di Kota Batu yang semakin menurun produktivitasnya.
"Janji Beliau memang akan memperhatikan petani apel sebagai ikon Kota Batu," jelasnya Jumat 21 Februari 2025.
Kemudian, kata Utomo, Nurochman dan Heli berjanji, petani apel akan dibuatkan koperasi yang ada cool storage. Hal itu bertujuan agar harga Apel satu pintu sehingga stabil. tidak seperti sekarang apel di harga Rp7 hingga Rp8 Ribu tapi harga biaya operasional tetap tinggi.
"Terus masalah air, ia (Cak Nur) ingin membuat embung diatas. Supaya petani tidak sampe kekurangan air," tambahnya.
Menurut Utomo, Desa Tulungrejo merupakan desa dengan petani apel terbanyak di Kota Batu saat ini. Mereka tetap berjuang mempertahankan pertanian apel dari serangan hama sejak 7 tahun terakhir.
"Kami berjuang melawan hama lalat buah yang muncul sejak 2017 lalu," ujarnya.
Lahan pertanian di Desa Tulungrejo sendiri saat ini tinggal 300 hektare. Jumlah tersebut, diuraikan Utomo, sangat jauh saat sebelum hama lalat buah menyerang yaitu sekitar 1.000 hektar.
Menurutnya, banyak petani Apel menyerah menghadapi hama tersebut. Karena hingga sekarang petani belum bisa menanggulangi hama yang menyerang bagian buah apel itu.
"Harapannya sesuai janji mereka memperhatikan petani. Karena menurutnya perputaran ekonomi dari petani. Kalau petani mendapatkan untung, geliat ekonomi bisa iku berputar," jelasnya.
Dari data Dinas Pertanian Kota Batu, pada tahun 2023 lahan Apel hanya tersisa 1.044 hektare. Sedangkan pada tahun 2020, luas lahan perkebunan apel di Kota Batu seluas 1.200 hektare, kemudian pada tahun 2022 berkurang menjadi 1.092 hektare.
Artinya, dari tahun ke tahun, lahan perkebunan apel terus mengalami penyusutan.
"Lahan hijau banyak yang dibangun perumahan, terutama dia area Bumiaji ke atas yang dulu tidak boleh dibangun vila sekarang ada beberapa," tegas Utomo. (*)