Resmikan TPS 3R di Lumajang, Gubernur Khofifah: Ubah Sampah Jadi Rupiah dengan Teknologi Sederhana

28 Mei 2025 08:31 28 Mei 2025 08:31

Thumbnail Resmikan TPS 3R di Lumajang, Gubernur Khofifah: Ubah Sampah Jadi Rupiah dengan Teknologi Sederhana
Gubernur Khofifah melihat langsung proses pengolahan dan pemanfaatan sampah di Desa Purworejo dan Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Minggu 25 Mei 2025. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meresmikan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dengan konsep 3R yakni mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (rycyle). Kegiatan ini berlangsung di Desa Purworejo dan Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Minggu 25 Mei 2025.

TPS 3R untuk melayani masyarakat yang terdiri dari minimal 400 rumah atau kepala keluarga di dua desa tersebut.

Gubernur Khofifah mengatakan bahwa kedua TPS 3R ini dilengkapi dengan teknologi sederhana namun tepat guna. Selain biaya pengadaan, biaya operasional dan pemeliharaanya sangat murah dan masyarakat umum mudah mengoperasikan.

Fungsi dan konsep utama pengolahan sampah di TPS 3R yakni mengurangi kuantitas dan memperbaiki karakteristik sampah yang akan diolah lebih lanjut di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Selain itu TPS 3R dapat membantu mewujudkan Green Economy di tingkatan masyarakat.

“TPS 3R diharapkan berperan dalam menjamin kebutuhan lahan yang semakin kritis untuk penyediaan TPA sampah di perkotaan,” jelasnya.

Disebutkan Khofifah, ini sejalan dengan kebijakan nasional, meletakkan TPA sampah pada hirarki terbawah, sehingga meminimalisir residu untuk kemudian diurug dalam TPA.

Dengan Teknologi Tepat Guna (TTG), masyarakat diajak bersama-sama melakukan pengolahan sampah melalui pola 3R. Khofifah menyampaikan bahwa sampah rumah tangga masih mendominasi komposisi sampah nasional pada tahun 2024.

Mengutip data Sistem Informasi pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 33,79 juta ton timbulan sampah sepanjang 2024.

Volume tersebut turun 21,83% dibanding tahun 2023, bahkan mencapai 43,23 juta ton sampah, tertinggi selama 6 tahun terakhir.

Foto Gubernur Khofifah meresmikan Tempat Pengolahan Sampah 3R di Lumajang (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)Gubernur Khofifah meresmikan Tempat Pengolahan Sampah 3R di Lumajang (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

Khusus sampah organik yang berasal dari sisa makanan dan sayuran dapat memanfaatkan untuk budidaya magot atau belatung yang merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) untuk pakan ayam dan ikan.

"Masyarakat dapat memanfaatkan magot sebagai sumber pakan ayam dan ikan serta kompos atau pupuk organik utama yang tidak berbau, selain lebih ramah lingkungan dan ekonomis penggunaan kompos menjadi upaya nyata kita didalam mengkonversi penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik," kata Khofifah.

Selain itu, melalui pola 3R masyarakat bisa mendaur ulang dan mengolah sampah dapat menciptakan produk-produk baru dari bahan daur ulang. Tidak hanya mengurangi kebutuhan bahan baku baru tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat melalui penjualan produk daur ulang.  

Dengan mengadopsi prinsip 3R, TPS 3R  membantu mengurangi beban TPA, mengurangi dampak lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

"Pak Kades dan seluruh warga di Desa Purworejo ini, saya mohon semangatnya untuk menjaga program yang sepertinya sederhana tapi maknanya sangat besar bagi daya dukung alam, dan daya dukung lingkungan," pintanya.

"Mudah-mudahan nanti sampah bisa jadi rupiah, sampah bisa menjadi berkah," imbuh Khofifah.

Sementara itu Kepala Desa Purworejo Mokhamad Nyono menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Khofifah karena pembangunan TPS3R berserta peralatannya ini merupakan bantuan dari Pemprov Jatim. Baginya ini adalah jawaban dari kebutuhan masyarakat Desa Purworejo dan sekitarnya.

"Terima kasih Bu Gubernur atas bantuannya, semoga ini bermanfaat bagi masyarakat Desa Purworejo khususnya, juga masyarakat Lumajang dan sekitarnya," ucap Nyono.

"Kita cuma menyediakan lahan, kita menerima berbentuk bangunan, peralatan sudah tersedia dan tinggal menjalankan," katanya.

Nyono berharap berdirinya TPS 3R mampu mengubah budaya masyarakat yang selama ini memiliki kebiasaan membuang sampah di saluran air. Sehingga ketika musim hujan tiba saluran air yang sedianya berfungsi sebagai aliran air menjadi tidak berfungsi karena tersumbat sampah.

"Supaya budaya masyarakat kita yang tadinya  membuang sampah di got (saluran air, red), bisa berubah dan kita upayakan sampahnya untuk ditaruh di tempatnya dan diambil petugasnya setiap hari," katanya.

Di TPS 3R Desa Purworejo ini berdiri di luas bangunan 220 m2 dan kapasitas pengolahan sampah mencapai 140kg per hari. TPS3R Desa Purworejo ini dilengkapi dengan 1 unit kendaraan roda tiga, 1 unit kontainer, 1 unit mesin pencacah, 1 unit mesin pengayak, 35 unit komposter, dan 1 paket budidaya magot. TPS3R di desa ini akan mampu mengolah sampah rumah tangga dari 200 KK.

Sedangkan TPS3R Desa Bruno berdiri dengan luas bangunan 275 m2 dengan kapasitas pengolahan sampah hingga 280kg per hari. TPS3R Desa Bruno juga dilengkapi dengan beberapa peralatan diantaranya 2 unit kendaraan roda tiga, 1 unit kontainer, 1 unit mesin pencacah dan 1 paket budidaya magot. TPS3R Desa Bruno ini mampu mengolah sampah rumah tangga dari 400 KK. (*)

Tombol Google News

Tags:

TPS 3R Senduro Lumajang Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa konsep utama pengolahan sampah di TPS 3R