KETIK, JEMBER – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Jember menyampaikan evaluasi pelaksanaan job fair yang terakhir digelar pada bulan Agustus Kemarin. Tercatat hampir 5.000 pencari kerja dan terdapat sekitar 4.000 lowongan pekerjaan, hanya 200-an orang yang diterima perusahaan.
Seharusnya hanya ada gap 1000 pelamar yang tidak diterima, ternyata jauh melampaui angka tersebut. Hal itu disebut-sebut karena kompetensi para pencari kerja di Jember masih rendah.
Kepala Disnaker Jember Suprihandoko, menyampaikan pelamar kerja yang diterima hanya sebagian kecil. "Barangkali pencari kerja tidak punya kompetensi, skill-nya kurang sehingga tidak bisa dipaksakan. Perusahaan pun tidak mau menerima," katanya Jumat (8/12/2023).
Lebih jauh, Suprihandoko menyampaikan, fakta di lapangan, tingkat pendidikan terakhir pencari kerja dan buruh adalah 6 tahun 1,8 bulan. Artinya rata-rata orang Jember sekolahnya setara dengan SD dan dropout SMP.
"Terlepas dari latar belakang keluarga, kalau melihat rata-rata lama pendidikan itu kan menyedihkan," urainya.
Ketika memasuki usia kerja, mereka tidak punya skill yang memadai. Kendatipun mereka diterima bekerja, mereka susah untuk berkembang. Sehingga target yang ditetapkan perusahaan sulit tercapai.
"Jadi produktivitas perusahaan sementara inu profitnya naik-turun. Karena mereka merasa sulit meningkatkan etos kerja, kreatifitas, inovasi dan daya saing karyawan," imbuh pria berkacamata itu.
Karenanya dengan terpaksa, perusahaan cenderung merugi dan berujung kesulitan memenuhi hak-hak buruh.
Bahkan, kata Supri, ada perusahaan di Jember dengan karyawan mencapai ribuan berencana menarik investasinya. Lantaran bila diteruskan akan merugi. Tentu dampaknya akan menambah angka pengangguran lagi di Jember.
Sebagai upaya awal menampung keinginan para pencari kerja Jember, sebanyak 248 operator dari setiap desa dan kelurahan dilakukan bimtek.
"Daftar kartu pencari kerja tidak perlu ke Disnaker lagi, cukup di kantor desa. Nanti dari Disnaker dapat memantau langsung," jelas Suprihandoko.
Misalnya ada orang ingin mencari kerja, Disnaker akan menyiapkan standar kompetensi yang sekiranya dibutuhkan untuk pekerjaan yang diminati.
"Tentu dengan kemampuan penganggaran Disnaker. Bila anggaran dari Disnaker tidak mencukupi, maka akan diarahkan ke lembaga pelatihan keterampilan yang sesuai. Tapi harus mengeluarkan biaya sendiri," urainya.
Dengan demikian setidaknya akan menjamin bahwa para pencari kerja memenuhi standar kompetensi minimal yang dibutuhkan penyedia lowongan pekerjaan.(*)