Sejarah Singkat Hari Kabisat 29 Februari yang Muncul 4 Tahun Sekali

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

29 Februari 2024 08:09 29 Feb 2024 08:09

Thumbnail Sejarah Singkat Hari Kabisat 29 Februari yang Muncul 4 Tahun Sekali Watermark Ketik
Penanggalan kabisat dengan penambahan hari para bulan Februari. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Tahukah kamu jika hari ini merupakan hari yang cukup langka? Ya tepat hari ini, Kamis 29 Februari 2024 jadi hari yang langka karena cuma berulang empat tahun sekali. Hal ini terjadi karena tahun 2024 merupakan tahun kabisat. 

Tahun kabisat adalah sebutan untuk menyebut tahun yang jumlah harinya adalah 366 hari dalam setahun, dimana normalnya dalah satu tahun hanya terdapat 365 hari. Tahun Kabisat adalah tahun yang habis dibagi empat dan habis dibagi 400. 

Penambahan satu hari ini diletakkan pada bulan Februari dimana biasanya bulan Februari hanya terdapat 28 hari, namun khusus pada tahun kabisat maka ditambah 1 hari sehingga menjadi 29 hari. Penambahan satu hari ini hanya terjadi empat tahun sekali. 

Hari Kabisat diperlukan karena waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari adalah sekitar 365,25 hari. Sedangkan satu tahun dalam kalender berjumlah 365 hari. Jadi, hampir setiap 4 tahun, satu hari kabisat ditambahkan untuk menghitung empat hari tambahan 0,25.

Dilansir dari situs Britannica, ide menambahkan satu hari dalam kalender Gregorian telah ada selama ribuan tahun silam. Hal ini bermula saat tahun 46 SM, kalender Julian memperkenalkan hari kabisat setiap empat tahun sekali, namun masalah pengukuran yang digunakan menyebabkan perbedaan yang semakin besar selama beberapa abad.

Kemudian untuk memperbaiki hal tersebut, diperkenalkanlah sistem kalender Gregorian, yang mereformasi konsep tahun kabisat, pada tahun 1582. Dimana Paus Gregorius XIII menugaskan pembuatan kalender yang dimodifikasi dan disebut kalender Gregorian.

Dalam kalender Gregorian selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan yang hanya ada pada tahun-tahun abad yang habis dibagi 400 atau 4, yang disebut hari kabisat.

Lebih lanjut jika hari kabisat tidak ditambah dalam kalender maka kita akan dibuat bingung dalam hal menentukan peristiwa-peristiwa besar seperti kapan petani menanam, dan bagaimana musim-musim sejalan dengan Matahari dan Bulan.

Dikutip dari Time and Date, jika tidak ada tahun kabisat setiap awal tahun, kita akan bangun 6 jam lebih awal sehubungan dengan revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Sejalan dengan hal itu, penghitungan waktu akan menyimpang sekitar 6 jam per tahun, musim akan bergeser sekitar 24 hari kalender dalam 100 tahun.(*)

Tombol Google News

Tags:

Tahun Kabisat kalender Julian Kalender Gregorian Revolusi Bumi mengelilingi Matahari Penentuan musim
04. Home Sidebar 1
06. Home Sidebar 3 04. Home Sidebar 1