Tradisi Jamasan Gong Kyai Pradah Kabupaten Blitar, Aset Budaya Indonesia yang Wajib Dilestarikan

Jurnalis: Favan Abu Ridho
Editor: Mustopa

17 September 2024 13:26 17 Sep 2024 13:26

Thumbnail Tradisi Jamasan Gong Kyai Pradah Kabupaten Blitar, Aset Budaya Indonesia yang Wajib Dilestarikan Watermark Ketik
Bupati Blitar Rini Syarifah saat prosesi jamasan Gong Kyai Pradah, Selasa (17/9/2024). (Foto: Favan/ketik.co.id)

KETIK, BLITAR – Tradisi Siraman Gong Kyai Pradah yang digelar di Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, merupakan salah satu aset budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Upacara adat ini tak hanya menarik perhatian warga lokal, namun juga masyarakat dari luar Kabupaten Blitar. 

Bupati Blitar, Rini Syarifah, dalam prosesi upacara adat di Pendopo Kecamatan Sutojayan menyampaikan pentingnya pelestarian budaya ini. 

"Kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya bangsa sebagai warisan leluhur, agar generasi penerus negeri ini mengetahui aset budayanya. Ini adalah wujud dari nguri-nguri budaya bangsa, serta diharapkan mampu menyejahterakan masyarakat," ujar Bupati Rini Syarifah, Selasa, 17 September 2024.

Prosesi adat ini juga dihadiri oleh anggota Forkopimda Blitar, pimpinan DPRD Kabupaten Blitar, serta tamu undangan dari kabupaten dan kota tetangga. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ingin "ngalap berkah" serta para pedagang yang memanfaatkan momen ini untuk mengais rezeki.

Bupati Rini Syarifah menekankan pentingnya promosi wisata budaya ini untuk menarik lebih banyak wisatawan, terutama mancanegara. 

“Siraman Gong Kyai Pradah sebagai aset wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Blitar patut dipromosikan, sehingga menarik kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan dari mancanegara,” ungkapnya.

Upacara Siraman Gong Kyai Pradah diadakan setiap tahun pada bulan Maulid, bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini diyakini membawa berkah bagi masyarakat.

Air bekas siraman Gong Kyai Pradah dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit, mendatangkan jodoh, membuat awet muda, serta membawa kelimpahan rezeki.

Bupati Blitar juga menginformasikan bahwa normalisasi dan pembangunan jembatan Kali Bogel telah selesai, yang diharapkan dapat mengurangi dampak banjir di wilayah tersebut. 

"Dengan pembangunan ini, kami berharap dapat mengurangi banjir yang sering melanda daerah ini," tambah Bupati Rini Syarifah.

Sejarah Siraman Gong Kyai Pradah berawal dari kisah Pangeran Prabu dan Kyai Macan, yang menjadi bagian dari tradisi turun-temurun di wilayah Lodoyo. Kepercayaan terhadap kekuatan gong tersebut membuat banyak masyarakat datang ke upacara ini untuk mendapatkan berkah dari air siraman gong.

Selain sebagai acara adat, tradisi ini diharapkan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Blitar dari sektor pariwisata. 

"Pelestarian budaya ini adalah upaya untuk meningkatkan PAD melalui sektor wisata, menggerakkan ekonomi kerakyatan, serta memohon kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Blitar," tutup Rini Syarifah. 

Acara ini berlangsung meriah, dengan ribuan masyarakat yang berbondong-bondong hadir untuk menyaksikan prosesi siraman, menjadikannya salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan oleh generasi mendatang.(*)

Tombol Google News

Tags:

Jamasan Gong Kyai Pradah Blitar Kabupaten Blitar Tradisi budaya Bupati Blitar Rini Syarifah