KETIK, JAKARTA – Siapa yang tidak kenal dengan peristiwa Holocaust. Peristiwa ini sudah banyak diketahui orang melalui media maupun catatan sejarah.
Peristiwa Holocaust sendiri merupakan peristiwa yang sangat memilukan dalam sejarah peradaban manusia, dimana peristiwa ini merupakan pembantaian kaum yahudi yang terjadi diseluruh eropa antara tahun 1933 hingga 1945.
Peristiwa ini sendiri diinisiasi oleh rezim Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Berangkat dari kisah ini salah satu negara arab yakni Uni Emirat Arab akhirnya menjadikan peristiwa Holocaust sebagai bagian dari kurikulum di sekolah mereka.
Tujuan UEA mengambil keputusan ini dikarenakan masih banyak negara, terutama di negara-negara Arab, yang belum memasukkan Holocaust dalam kurikulum sekolahnya.
Untuk itu UEA pun bekerjasama dengan Institut Pemantauan Perdamaian dan Toleransi Budaya dalam Pendidikan Sekolah yang berbasis di Tel Aviv (Israel) dan London (Inggris), serta Yad Vashem, museum peringatan Holocaust di Yerusalem untuk membantu membangun kurikulum baru ini.
"Sekarang kami memiliki kesempatan untuk menjangkau audiens baru dan Yad Vashem sedang berupaya membuka jalan untuk membawa kesadaran Holocaust ke dunia berbahasa Arab," kata juru bicara organisasi Simmy Allen.
Sejak menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 lalu, UEA telah gencar mendorong dan mendukung pengungkapan sejarah mengenai Holocaust yang dikenal sebagai Abraham Accords.
Saat itu, Menteri Luar Negeri UEA Abdullah Bin Zayed mengunjungi tugu peringatan utama Holocaust Berlin pada akhir 2020 bersama mitranya dari Israel.
Hingga akhirnya pameran peringatan Holocaust pertama diwilayah arab dibuka di dubai pada tahun 2021. (*)