KETIK, SURABAYA – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak melaksanakan salat Iduladha 10 Dzulhijjah 1446 H/2025 di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya bersama keluarga dan berbaur dengan masyarakat Jatim.
"Alhamdulillah, hari ini cerah dan kita mengikuti rangkaian ibadah dengan lancar. Ini dihadiri oleh banyak sekali masyarakat dan terlihat penuh. Tapi Alhamdulillah lalu lintas juga berjalan dengan lancar," katanya.
"Kami meyakini pelaksanaan di tempat-tempat lain juga lancar, khususnya di Madura dengan tradisi pulang kampung atau toron yang itu berjalan dengan sangat padat," lanjut Emil.
Selain memastikan kondusifitas daerah, dirinya juga berpesan untuk menghayati makna Iduladha. Bagi umat Muslim selain berkurban juga memaknai dan meneladan kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as.
"Tentunya spirit Iduladha selalu sama, yakni spirit berbagi dan spirit berkurban. Bahwa di dalam setiap kemajuan dan kebahagiaan, ada pengorbanan yang harus kita lakukan. Sederhana, saya rasa, universal nilainya," jelasnya.
Usai mengikuti salat Iduladha, Emil menyerahkan hewan kurban secara simbolis di Taman Peradaban Masjid Nasional Al-Akbar.
Ia menyerahkan sapi pemberian Presiden RI Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar, Muhammad Sudjak.
Sementara, sapi dari Wakil Gubernur Emil diserahkan kepada Badan Pengelola Masjid Raya Islamic Centre Jawa Timur, Imam Bashori. Kemudian sapi dari Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Adhy Karyono diserahkan kepada Ketua Ta'mir Masjid Baitul Hamdi, Imam Pauji.
"Jadi sapi kurban Pak Presiden, Bu Gubernur, dan saya sendiri ini berasal dari Lamongan berjenis Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO). Dan, masing-masing masjid sudah punya mekanisme penyaluran kepada yang berhak. Ini dengan sistem yang adil dan merata seluas-luasnya," jelasnya.
Terkait kekhawatiran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD), Emil menekankan bahwa pemerintah telah melakukan langkah strategis untuk mencegah penyebarannya.
"Maka, dalam proses penyembelihan kita sarankan di RPH. Tetapi yang di luar RPH akan dilakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem oleh Dinas Peternakan," katanya.
"Tolong diingat bukan hanya di momen ini saja tenaga-tenaga veteriner melakukan pemantauan dan pengawasan, tapi setiap waktu," tandas Emil.(*)