KETIK, YOGYAKARTA – Aktivis perempuan Yogyakarta Khailisa Afiati menyampaikan salah satu pekerjaan rumah yang hingga kini masih menghadapi tantangan dan hambatan. Yakni masih tingginya angka perceraian yang disebabkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Hal ini enurut keterangan Khailisa Afiati, Minggu 1 September 2024. Ia menekankan pentingnya perempuan-perempuan harus berdaya. Memiliki kematangan emosional, kematangan finansial dan iman dalam membentuk keluarga atau perkawinan agar dapat mencegah menjadi korban KDRT.
Ia sebutkan, bentuk-bentuk KDRT tadi tidak hanya kekerasan fisik. Namun juga kekerasan psikis, kekerasan seksual dan kekerasan penelantaran.
"Faktanya kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berupa tindakan fisik. Namun juga kekerasan secara psikologis dan seksual. Tidak hanya cedera, tetapi masalah kesehatan mental. Bahkan kematian mengintai korban atas tindakan seperti ini," terangnya.
Karena itulah ia berpesan sangat penting bagi kaum perempuan untuk mengerti bentuk KDRT. Upaya pencegahan dan hak-hak korban KDRT. Ia tegaskan selain masalah ekonomi, KDRT merupakan salah satu faktor penyebab tingginya angka perceraian saat ini. Dengan korban paling banyak adalah perempuan dan anak.
"Trend penyebab perceraian pada tahun 2023, urutan pertama yang paling banyak dilaporkan adalah KDRT, sebanyak1.400 kasus," ungkapnya.
Persoalan tersebut juga ia paparkan dalam acara Srikandi Learning Center (Sekolah Perempuan) yang dilaksanakan di Hotel Bifa Yogyakarta dengan tema “Srikandi Berdaya Lawan KDRT” belum lama ini.
Kegiatan tersebut diadakan oleh Persatuan Srikandi Kreatif Indonesia (Persikindo) DIY yang diketuai Ir Mursupriyani. Persikindo merupakan wadah organisasi bagi para perempuan pelaku ekonomi kreatif bidang retail maupun jasa, untuk meningkatkan keahlian, kualitas dan kuantitas produksi, serta kemajuan perkembangan usaha anggotanya.
Selain Khailisa Afiati, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu dari Balai Perlindungan Perempuan dan Anak (BPPA) Dinas P3AP2 DIY yang diwakili oleh Beni K. Serta dihadiri oleh anggota Perskindo seluruh DIY.
Dalam kesempatan itu Beni K memberikan sosialisasi pada Srikandi-Srikandi Persikindo mengenai Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Kekerasan terus membayangi perempuan dan anak di mana pun. Sehingga dibutuhkan kerja bersama dalam melindungi korban kekerasan. (*)