KETIK, SURABAYA – Kejadian tanah ambles kembali terjadi di Surabaya, tepatnya di kawasan Pakis Argosari. Kejadian ini terjadi pada 29 desember 2022 lalu.
Amblesnya tanah ini terjadi tepat di depan akses masuk rumah warga dengan kedalaman sekitar 2 meter dan luas area sekitar 15 meter persegi.
Menurut pantauan jurnalis Ketik.co.id di lokasi pada Rabu (4/1/2023) sekitar pukul 21:45 WIB, petugas sedang memproses perbaikan dan hingga berita ini ditulis proses masih berjalan.
Ditemui di lokasi, Reo selaku Kepala Rayon wiyung Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya mengatakan untuk proses perbaikan ini masih berjalan. Pihaknya belum bisa memastikan untuk waktu penyelesaiannya.
"Yang pasti kami akan berusaha secepatnya," kata Reo kepada Ketik.co.id.
Untuk proses perbaikan sendiri petugas akan memasang box culvert dan juga melakukan penggalian agar ukurannya pas. Selain itu karena di bawah terdapat pipa PDAM. Petugas juga tentu harus berkoordinasi terlebih dahulu mengenai prosedur pemindahannya.
Petugas menurunkan box culvert untuk perbaikan (Foto: Husni Habibullah/Ketik.co.id)
Kejadian amblesnya tanah ini mengingatkan pada kejadian serupa yang terjadi di jalan Gubeng pada akhir 2018 silam. Kejadian itu pun sontak langsung mendapatkan perhatian pemerintah kota, dan dengan sigap langsung melakukan perbaikan.
Mengingat jalan raya Gubeng merupakan jalan yang cukup ramai oleh para pengguna jalan. Proses perbaikan amblesnya jalan gubeng pun dapat kembali tersambung dalam waktu 7 hari.
Melihat hal ini tentu saja perlu menjadi perhatian khusus, apakah tanah di Surabaya rawan ambles. Amblesnya tanah di Surabaya lebih kepada perubahan konstruksi, bukan karena bencana geologi.
Pakar geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo menjelaskan sering terjadi saat musim hujan karena tanahnya jenuh dan lembek, melorot.
"Kemungkinan iya [disebabkan karena dinding gorong-gorong rapuh]. Apalagi [dampaknya] hanya lokal saja," tuturnya.
Menurutnya, hal ini terjadi karena faktor cuaca saja dimana saat musim hujan kondisi tanah memang lembek. Kejadiannya hanya lokal saja, kalau bencana geologi cakupannya luas.
Pada kesempatan yang berbeda, jurnalis Ketik.co.id meminta keterangan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya. Melalui wawancara telepon Ridwan Mubarun selaku Sekretaris BPBD kota Surabaya mengatakan, sebenarnya untuk kasus tanah ambles di Surabaya seperti gubeng pada 2018 silam dan Pakis Argosari yang baru saja terjadi ini itu terjadi karena kesalahan manusia.
"Bukan karena faktor kontur tanah atau alam. Tapi faktor kesalahan manusia," tegasnya.
Ridwan menambahkan amblesnya jalan gubeng itu karena kesalahan konstruksi dan untuk Pakis karena saluran yang terjadi perubahan struktur dan tidak diketahui warga karena posisi ditutup. (*)