Bangkit dari Pandemi, Pesanan Produk Bantengan Kota Malang Ramai Pembeli

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

21 Agustus 2023 08:25 21 Agt 2023 08:25

Thumbnail Bangkit dari Pandemi, Pesanan Produk Bantengan Kota Malang Ramai Pembeli Watermark Ketik
Produksi pernak-pernik kesenian bantengan (foto: Taufik Hidayat)

KETIK, MALANG – Taufik Hidayat, pengusaha kecil asal Kedungkandang, Kota Malang masih merangkak bangkit dari efek pandemi Covid-19.Ia telah enam tahun berkecimpung menjadi perajin kostum serta pernak-pernik kesenian bantengan.

Maraknya gelaran karnaval di Kota Malang membantunya dalam menaikkan omzet secara perlahan. Tak hanya bantengan, ia juga memproduksi kostum dan pernak-pernik kesenian lainnya seperti jaranan.

"Selama pandemi omzet agak turun, tapi sekarang terutama bulan Agustus ini banyak kirab. Jadinya produksi bantengan, jaran kepang, meningkat sekali karena ada kirab," jelasnya pada Senin (21/8/2023).

Saat pandemi, omzet yang dihasilkan dari jualan kostum dan pernak-pernik di kisaran Rp 200.000-300.000 per hari. Meski tak mengalami kenaikan yang signifikan, kini omzet Taufik naik menjadi Rp 500.000 per hari.

"Semuanya banyak yang pesan, mulai dari gantungan kunci kuda lumping, bantengan, mainan-mainan gitu banyak yang pesan. Saya mulai usaha sudah lama sekitar 2017 terus terbentur oleh Covid-19 kita berhenti dulu. Setahun ini mulai bangkit lagi," tuturnya.

Foto Beberapa produk yang dihasilkan oleh Taufik Hidayat (foto: Taufik Hidayat)Beberapa produk yang dihasilkan oleh Taufik Hidayat (foto: Taufik Hidayat)

Taufik memanfaatkan limbah dari kayu untuk memproduksi bantengan. Ia juga mendapatkan bantuan mesin jahit dari Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.

"Saya memanfaatkan limbah dari kayu untuk produksi bantengan. Bantuan mesin jahit dari Pemkot Malang untuk membuat baju barongan, penutup bantengan, dan sebagainya. Saya baju-bajunya masih merangkak," jawabnya.

Mesin jahit tersebut merupakan bantuan pertama yang ia dapatkan dari Pemkot Malang. Sebelumnya, ia memanfaatkan mesin-mesin seadanya untuk terus memproduksi kostum bantengan dan kesenian lainnya.

"Selama ini ya usaha sendiri. Kalau mesin jahit itu digunakan untuk kostum, baju-bajunya. Kan sekarang banyak permintaan dari masyarakat untuk baju barongan, bantengan, dan lainnya," tambah Taufik.

Produk-produk yang ia hasilkan sampai kini masih dipasarkan di area Malang Raya. Ia berharap dengan adanya bantuan mesin jahit dari Pemkot Malang dapat berpengaruh pada produktivitas usaha yang tengah ia rintis.

"Produk-produk saya ini kisaran harga dari Rp 5.000- Rp. 30.000 tapi untuk harga kostumnya masih dirancang. Rata-rata saya kalau jual kostum bantengan itu kalau yang kecil ya Rp 25.000-30.000 saja," ungkapnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Bantengan umkm kota malang Diskopindag Kota Malang