KETIK, BANGKALAN – Sosok Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bangkalan, KH. Hasani bin Zuber sempat masuk dalam bursa calon Bupati di Pilkada Bangkalan 2024.
Bahkan, sejumlah lembaga survei menempatkannya di urutan teratas sebagai calon kuat.
Namun, karena tidak direstui oleh orang tua perempuannya, beliau memutuskan tidak ikut serta dalam kontestasi politik lima tahunan tersebut. Itu meskipun dukungan terhadap dirinya sangat besar.
"Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa saya tidak maju Pilkada, dan hanya ada satu alasan, yaitu karena saya belum mendapat restu orang tua," kata Ra Hasani kepada ratusan kader Demokrat saat mengikuti kegiatan 'Pendidikan Politik' di Kecamatan Tanah Merah. Selasa (20/08/2024).
Menurut Ra Hasani, sepanjang 2024, bahkan jauh sebelum Pilpres dan Pileg digelar, dirinya mendapat begitu banyak dorongan, baik dari kepala desa, pemuka agama hingga tokoh masyarakat, agar maju di Pilkada Bangkalan.
Karena besarnya dorongan itu, Hasani pun memberanikan diri meminta izin untuk nyalon bupati ke ibundanya. Dan sang ibunda belum memberikan lampu hijau untuknya maju di Pilkada Bangkalan tahun ini.
"Saat ini, jimat saya cuma satu yaitu ummi saya. Dan beliau belum meridhoi saya untuk nyalon pilkada. Sebagai santri, saya selalu berpegang pada tuntunan bahwa ridho Allah terletak pada ridho orang tua," terang dia.
Setelah memastikan diri tak maju Pilkada, Ra Hasani kemudian membuka komunikasi seluas-luasnya dengan tokoh-tokoh yang potensial dan berniat maju di Pilkada Bangkalan.
Dia mempersilahkan semua bakal calon untuk membangun komunikasi dengan partai, termasuk partai demokrat di semua tingkatan. Itu karena untuk rekomendasi merupakan hak penuh DPP yang mengeluarkan.
Dari berbagai komunikasi itu, pimpinan pusat Partai Demokrat akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan Lukman Hakim-Fauzan Djakfar.
Pemberian rekomendasi itu mengejutkan publik karena sosok calon bupati Lukman Hakim merupakan sosok yang sama sekali tidak populer di ruang publik.
"Jadi saya tidak ujug-ujug mendukung Lukman Fauzan. Ada proses komunikasi secara terbuka dengan berbagai calon. Jika akhirnya Demokrat mendukung pasangan ini, tentu DPP punya penilaian dan pertimbangan strategis sendiri," ujar dia.
Ada pun tentang sosok Lukman Hakim yang belum banyak dikenal publik, Ra Hasani mengatakan bahwa calon bupati Lukman Hakim adalah alumni Pondok Pesantren Nurul Cholil Demangan.
Selain sebab faktor santri, Ra Hasani juga menilai sosok Lukman punya latar pendidikan yang bagus untuk jadi pemimpin. Ditambah pengalaman dua periode menjadi kepala desa di Desa Katol Barat.
Lukman meraih gelar sarjana Ilmu Pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Malang, juga meraih gelar S2 dari Universitas Trunojoyo Madura di bidang hukum.
"Insyaallah, Lukman-Fauzan adalah pasangan yang pas memimpin Bangkalan saat ini. Dengan latar belakang dan pengalamannya, mereka akan saling melengkapi, saling mengisi kekurangan masing-masing," kata dia. (*).