KETIK, SURABAYA – Mengembangkan dan mengarahkan siswa didiknya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Labschool Unesa 3 gelar proyek karya ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan kelas 9 sebagai penerapan program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dari kurikulum Merdeka Belajar.
Siswa smp ini menampilkan beberapa karya seperti membuat game, parfum hingga karya bioskop mini.
"Kegiatan ini siswa diwajibkan membuat tugas akhirnya berupa karya yang secara nyata, dan langsung dipresentasikan didepan dewan juri yang menanyakan secara detail artinya kalau pekerjaannya itu tidak plagiat," beber Kepala SMP Labschool Unesa 3 Dian Hijrah Saputra, Kamis (6/6/2024).
Siswa ini menunjukkan kinerja bioskop mini ke pengunjung, Kamis (6/6/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
Dengan adanya acara ini berharap lulusan SMP Labschool Unesa 3 tidak hanya memahami teori pembelajaran namun juga dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Apa yang mereka dapatkan dari Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah, bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari melalui hasil karya dari anak-anak," tuturnya.
Dian mengaku jika sebelumnya, siswa SMP Labschool Unesa 3 sudah dilakukan penjaringan bakat dan minat sejak kelas 7 SMP. "Saat Kelas 7 mereka sudah mulai membuat karya ilmiah namun dilakukan secara kelompok, saat naik kelas 8 juga dilakukan kelompok tapi hanya 3 orang, dan kelas 9 seperti saat ini mereka harus menampilkan karya ilmiah sendiri," jelasnya.
Sementara itu, salah satu wali murid, Ishak Luthfian mengaku senang dan bangga melihat karya anak SMP yang cukup membanggakan. Siswa akan mempresentasikan dan mempertanggung jawabkan hasil karyanya.
Salah satu siswa ini mempresentasikan karya ilmiahnya di depan juri, Kamis (6/6/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)
"Kalau dilihat mereka seperti menghadapi sidang skripsi jadi hal itu membuat saya bangga karena siswa SMP ini bisa membuat karya yang cukup bagus," ucap ayah dari siswa kelas 9 atau peserta Fatih Luthfian.
Ishak menceritakan jika sejak sekolah dasar anaknya Fatih Luthfian sudah hobi membuat game sejak kelas 4 sekolah dasar. "Saat SMP ini anak saya diarahkan dan melihat hasil karyanya lebih beekembang cukup bagus dan saya cukup bangga yang membuat saya dan istri menangis melihat hasil dari siswa SMP," beber pria asli Balikpapan. (*)
