Harga Beras Mahal, Petani di Jember Justru Tidak Untung

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Muhammad Faizin

6 Maret 2024 10:35 6 Mar 2024 10:35

Thumbnail Harga Beras Mahal, Petani di Jember Justru Tidak Untung Watermark Ketik
Sebidang sawah di daerah Kecamatan Sumbersari, Jember (Foto: Fenna/Ketik.co.id)

KETIK, JEMBER – Di tengah melambungnya harga beras selama beberapa pekan terakhir, petani di Jember justru mengeluhkan turunnya harga gabah. Hal ini karena tingginya harga beras, tidak diimbangi dengan kenaikan harga gabah yang layak bagi petani. Karena itu, rencana impor beras memicu kekhawatiran dari sejumlah petani. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jatim, Jumantoro. Ia mengungkapkan, harga gabah di tingkat petani yang mulai memasuki masa panen justru mengalami penurunan.

“Ketika harga beras itu mulai mahal tapi di petani harga gabah masih murah. Memikirkan gimana biar beras murah akhirnya impor. Mbok ya petani juga dipikir,” ungkapnya, Rabu (6/3/2024).

Untuk padi jenis Legowo misalnya, harga gabah di tingkat petani saat ini dari Rp 6.000-6.100. Beberapa minggu yang lalu harga tertinggi mencapai Rp 7.300. 

Kemudian untuk padi jenis IR harga saat ini berkisar Rp 6.000-6.500. Padahal sebelumnya berkisar Rp7.800-8.000.

Karenanya APPI meminta pemerintah lebih memperhatikan petani dalam negeri. Dirinya mendorong pemerintah menaikan HPP gabah yang saat ini hanya dipatok Rp 5.000 saja.

“Saya berharap HPP gabah bisa dinaikkan minimal di angka Rp 7.000. Kami bukan minta dimahalkan tapi ya sepadan dengan modal pertanian,” imbuhnya.

APPI juga mengharap peran pemerintah untuk hadir menjaga stabilitas harga yang sama-sama menguntungkan. "Agar petani lebih semangat menanam padi dan generasi muda tidak meninggalkan sektor pertanian," sambung Jumantoro. 

Sementara, Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto mengaku prihatin dengan naiknya harga komoditas pertanian namun tidak membuat petani sejahtera. 

“Yang menjadi pertanyaan kan begitu, rakyat membeli beras merasa sangat keberatan sampai mengeluh harganya tidak terkendali,” katanya.

Untuk itu Komisi B akan melakukan rapat dengar pendapat dengan Dinas Pertanian Kabupaten Jember untuk membahas fenomena ketahanan pangan, apalagi menjelang bulan Ramadan.

Menurutnya fenomena kenaikan harga beras ini harus disertai dengan kesejahteraan petani dan tidak perlu dilakukan impor.

“Hari ini posisinya berbeda kita harus impor kemudian petani masih belum sejahtera dan saya pastikan rakyat menjerit dengan ini,” katanya.

David mengakui jika selama beberapa pekan terakhir ini anggota legislatif sedang fokus pada proses pemilihan umum. Pekan depan mereka akan beraktivitas kembali di Gedung Dewan.(*)

Tombol Google News

Tags:

Jember Harga Beras Naik gabah murah petani tidak untung