KETIK, SIDOARJO – Perjuangan para perempuan pelaku UMKM di Sidoarjo sangat berliku. Gigih dan ulet. Demi tetap eksis di dunia bisnis. Semangat mereka ternyata melahirkan inspirasi yang kemudian diabadikan dalam sebuah buku berjudul Inspirasi Perempuan Berkemajuan.
Tiga dosen Umsida menuliskannya dalam berbagai kisah yang menarik. Mereka adalah Dr Noor Fatimah Mediawati SH MH, Dr Vera Firdaus, dan Dr Anita Puji Astutik. Ketiganya blusukan dan merekam setiap perjalanan para pegiat UMKM tersebut.
Buku Inspirasi Perempuan Berkemajuan itu berisi berbagai cerita. Bagaimana pegiat UMKM itu berangkat dari ketidakberdayaan saat memulai usaha. Lalu, semangat mereka mengubah segala sesuatu menjadi berharga bagi keluarga di lingkungannya.
”Ini cerita cerita sederhana saja. Tapi, sebagai manusia, perjalanan semacam itu pasti pernah kita alami. Justru hal-hal kecil itulah yang menginspirasi," kata Noor Fatimah.
Buku Inspirasi Perempuan Berkemajuan yang ditulis oleh tiga dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Buku yang ditulis Noor Fatimah dan kawan-kawan itu merupakan Luaran Hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat, Kemendikbudristek 2024.
Salah satu kisah inspiratif itu muncul dari sosok Entyas Sulastini. Tyas, sapaan akrabnya, bertahun-tahun mengabdikan diri sebagai guru honorer.
Namun, dia tak jua diangkat sebagai PNS. Tyas tak patah arang. Dia banting setir menjadi pengusaha kentang goreng. Namanya Kentang Mustofa. Pada masanya, kentang itu merupakan kentang goreng kesukaan Presiden Soekarno di Istana Negara.
”Ini adalah kentang goreng favorit Bung Karno,” katanya.
Perjuangan untuk membuat kentang goreng renyah sebagaimana yang disajikan di Istana Negara era Bung Karno itu tentu tidak mudah. Bahan, bentuk, aroma, warna, maupun rasanya diolah sedemikian rupa. Tyas tak kenal menyerah. Akhirnya berhasil.
”Berbisnis itu harus ulet. Telaten. Sabar. Nggak gampang lho ini," kata perempuan yang tinggal di Kecamatan Candi itu.
Djulianah adalah sosok lain yang diceritakan dalam buku Inspirasi Perempuan Berkemajuan itu. Djulianah dulunya guru TK. Kini dia menjadi desainer favorit para pejabat. Dia menjahit baju pesanan pelanggannya di teras rumah. Keuletannya membuahkan hasil. Djulianah kini menjadi langganan para pejabat Sidoarjo.
Dengan keuletannya, dia mampu menjadi penyangga ekonomi kehidupan keluarganya. Apalagi, suaminya baru saja di-PHK. Kini Djulianah bersama suaminya getol mengembangkan jasa jahit pakaian.
Buku yang ditulis Noor Fatimah dkk itu tidak hanya menyajikan cerita perjuangan dalama berusaha. Namun, bagaimana para pebisnis itu melengkapi perizinan usaha juga diulas.
Di Sidoarjo, kata Noor Fatimah, banyak perempuan yang berminat berbisnis. Tapi, mereka tidak tahu-menahu bagaimana mengurus izin. Padahal, sejatinya, semua mudah dilakukan.
Noor Fatimah kemudian melibatkan mahasiswinya di jurusan hukum Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial untuk membantu para perempuan yang bergiat di UMKM itu.
”Para mahasiswi itu sudah tahu alur dan praktik pengurusan izin usaha. Dengan begitu, mereka jadi tahu langsung kondisi lapangan. Tidak belajar di balik meja saja,” tambah Noor Fatimah. (*)