KETIK, SURABAYA – Memperkuat hubungan antara Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) dan Konsulat Jenser Republik Indonesia (KJRI) Turki, LAFKI hadir secara langsung di Kongres ISQUa di Istanbul tanggal 24 -27 September 2024.
Dalam kunjungan ini, LAFKI berdiskusi dengan KJRI Istanbul terkait pelayanan kesehatan yang efisien dan terjangkau.
Konsulat Jendral RI di Istanbul Darianto Harsono menyampaikan bahwa di bidang kesehatan, Turki terkenal dengan plastic surgery seperti hair replantation, steem cell, liposuction dan sejenisnya.
"Banyak pasien dari negara Eropa yang datang untuk menjalani operasi plastic surgery karena biayanya lebih murah ketimbang di Eropa," jelasnya melalui keterangan tertulis pada Jumat 28 September 2024.
Darianto menambahkan selain itu, Turki mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pelayanan kesehatan.
Foto bersama LAFKI dan KJRI Turki. (Foto: dok. Hisnindarsyah)
Selain itu, Turki memiliki jaminan kesehatan mirip BPJS yang disebut Sosyal Guvenlik Kurumu (SGK) Bedanya, SGK hanya mengcover untuk pasien berusia 18 tahun ke bawah. Di atas usia tersebut, pelayanan kesehatan memakai asuransi swasta sesuai profesi dan pekerjaannya.
Darianto juga menjabarkan rumah sakit terbesar di Istanbul adalah Cam Sakura dengan kapasitas 500 bed dengan 6 juta operasi pertahun ,dengan jumlah operasi estetika rhinoplasty yang paling banyak.
"Di seluruh Istanbul terdapat 146 RS swasta, 16 FK di Istanbul dan 54 RS pemerintah di Istanbul. Adapun penduduk Istanbul berjumlah 15 juta orang," terang Darianto.
KJRI Istanbul merinci tentang kemajuan dalam bidang riset dan praktik klinis, serta peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit seperti Medistraistambul Hospital Istanbul yang LAFKI Kunjungi.
Ketua Umum LAFKI Friedrich Max Rumintjap menjelaskan salah satu tantangan bagi Indonesia adalah mengadopsi pengadaan alat kesehatan yang lebih ekonomis untuk kemajuan pelayanan kesehatan.
Ia juga menceritakan bahwa KJRI Istanbul juga menjelaskan bahwa Indonesia menjadi standar bagi negara-negara Asia terutama dalam kualitas layanan kesehatan hanya perlu penguatan di bidang promotif.
"Selama kunjungan, LAFKI juga menginformasikan KJRI Istanbul bahwa mereka memiliki Program Nasional dan saat ini menjadi anggota ISQua," paparnya.
"Dengan harapan dapat sharing ilmu dalam hal mutu pelayanan pasien, LAFKI berupaya untuk menciptakan sistem akreditasi yang lebih baik di Indonesia," pungkasnya.