KETIK, SAMPANG – Masalah ketersediaan pupuk dan tingginya biaya operasi produksi (BOP) setiap musim tanam selalu dihadapi petani di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tidak terkecuali petani Bicorong, Kecamatan Pakong.
Untuk membantu mengatasi problema tersebut, Mahasiswa KKN 23 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi di Balai Desa Bicorong, Kecamatan Pakong dengan melibatkan kelompok tani setempat.
Selain itu, Mahasiswa KKN 23 UTM juga mempraktekkan langsung pembuatan pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti kotoran sapi, EM4, tetes tebu, arang sekam, sekam padi dan air.
Proses dimulai dengan kotoran sapi yang telah kering dicampurkan larutan EM4 yang telah difermantasi selama 24 jam dengan tetes tebu dan air. Selanjutnya, campuran ini diaduk bersama arang sekam dan sekam mentah, lalu ditutup menggunakan terpal untuk proses fermentasi yang memakan waktu antara 7 hingga 14 hari.
Gozali Achmad Saputra Koordinator Program Pupuk menjelaskan bahwa Tujuan dari sosialisasi dan praktek pembuatan pupuk organik yaitu untuk mengedukasi kelompok tani.
"Petani bisa memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk diolah agar menjadi pupuk kandang" ujarnya, Jumat (26/07/2024).
Kegiatan ini diharapkan dapat membantu para petani meningkatkan hasil panen mereka secara berkelanjutan dengan metode yang lebih ramah lingkungan.
"Semoga dengan diadakan praktek pembuatan pupuk organik bisa mengantisipasi akan kesulitan mendapatkan pupuk kimia dan memanfaatkan limbah kotoran hewan terutama sapi Madura," pungkasnya.(*)