Melongok Aktivitas Radio Rahmat yang Mempopulerkan 'Salawat Gus Dur'

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Marno

12 September 2023 00:10 12 Sep 2023 00:10

Thumbnail Melongok Aktivitas Radio Rahmat yang Mempopulerkan 'Salawat Gus Dur' Watermark Ketik
Penyiar Radio Rahmat, Ahmad Al Hadi di ruang siar, Senin (11/9/2023). (Khaesar/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Jelang subuh biasanya masjid-masjid di Kota Surabaya memperdengarkan sayup-sayup suara tarhim. Di siang hari jelang adzan terdengar Syiir Tanpo Waton atau lebih dikenal dengan nama Salawat Gus Dur.

Syiar Islami di sejumlah masjid hingga radio lainnya di Kota Surabaya itu ternyata merelay siaran dari sebuah stasiun radio yang berada di Masjid Rahmat Jalan Kembang Kuning 79-81, Kelurahan Darmo, Surabaya.

Radio yang konsisten mensyiarkan Islam itu adalah Radio Yayasan Masjid Rahmat (Yasmara). Ide mendirikan radio ini berawal dari  beberapa orang Yayasan Masjid Rahmat  yang senang mengobrol di radio pada tahun 1967. 

Akhirnya tercetus untuk mendirikan Radio Yasmara yang memiliki ruang siar 4x4 meter persegi itu. "Awalnya didirikan menjadi radio komersial, namun seiring berjalannya waktu kami berubah orientasi. Karena kami dari Yayasan Masjid Rahmat, kami fokus menyiarkan aktivitas masjid," ucap Awak Siar Radio Yasmara Ahmad Al Hadi, Senin (11/9/2023).

Ahmad mengatakan Radio Yasmara merupakan salah satu radio yang memulai dengan siaran kuliah subuh. "Dari sana pendengar ini cukup banyak yang menunggu siaran itu," bebernya.

Ahmad mengatakan Radio Yasmara fokus menyiarkan aktivitas di masjid  yang juga dikenal Masjid Kembang Kuning itu selama lima waktu. Di antaranya pengajian, tarhim, hingga Syiir Tanpo Waton atau pujian yang dikira dibawakan oleh Gus Dur itu.

"Yang menjadi sorotan Syiir Tanpa Waton yang disyiarkan Radio Yasmara dikira dibawakan Gus Dur. Padahal itu bukan suara Gus Dur namun suara KH Moh Nizam dari Sepanjang," ungkapnya.

Memang benar, puji-pujian Syiir Tanpo Waton itu karya dari H Moh Nizam As-Sofa yang dikenal dengan nama Gus Nizam. Dia pengurus salah satu pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur. Memang suaranya mirip dengan Bapak Yenny Wahid itu

Ini sepenggal Syiir Tanpo Waton yang populer itu: Ngawiti ingsun nglara syi'iran, Kelawan muji pareng pengeran, Kang paring rohmat lan kenikmatan, Rino wengine tanpo pitungan,  Rino wengine tanpo pitungan....

Radio yang didirikan pada tahun 1968 itu mengudara di frekuensi AM 1152. Saat stasiun radio lain berbondong-bondong berpindah ke gelombang FM yang kualitasnya lebih bagus, Radio Yasmara tak mengikuti tren tersebut. Alasannya biaya operasionalnya terlalu besar. Kini aktivitas siaran, cukup menggunakan komputer, mikrofon dan pemancar. Cukup sederhana.

Dengan fokus menyiarkan aktivitas di Masjid Rahmat, ternyata banyak pendengar setia Radio Yasmara itu. Tidak hanya di Kota Surabaya, pendengar setianya menyebar hingga ke beberapa daerah seperti di Sumenep, Tuban.

Sejumlah masjid merelay konten siaran Islami di Radio Yasmara ini. Tak heran, bila siaran radio tersebut selalu ditunggu oleh para takmir masjid.

"Ada beberapa kegiatan yang kami lakukan di Masjid Rahmat Surabaya. Seperti pengajian Muslimat Rahmat setiap Minggu sore pukul 16.00 WIB sampai 17.00 WIB yang selalu disiarkan," ungkap Ahmad.

Memeringati Hari Radio Nasional, Ahmad berharap pemerintah menertibkan frekuensi radio-radio komunitas."Kadang radio komersial bertabrakan frekuensinya dengan radio komunitas," ucapnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Radio Rahmat Radio Yasmara Salawat Gus Dur Masjid Kembang Kuning Masjid Rahmat