KETIK, JAKARTA – Balon China yang diduga sebagai mata-mata mengudara di langit Amerika Serikat (AS) selama berhari-hari sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh jet tempur militer AS.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, balon tersebut ternyata memuat banyak antena yang mampu mengumpulkan sinyal intel negara adikuasa. Sejauh ini, temuan menunjukkan balon itu terkait dengan militer China.
"Dari foto-foto yang diambil, terkonfirmasi kehadiran paket antena yang mampu mengoleksi data dan melacak komunikasi," kata pemerintah AS dalam rilis resmi kemarin dilansir Associated Press.
"Ada solar panel yang cukup besar untuk memproduksi daya sehingga beragam sensor untuk mengumpulkan data intel bisa dioperasikan," tulis Pemerintah AS daam rilis resmi melanjutkan.
Pemerintah AS menyebut, teknologi yang tersemat di dalam balon mata-mata China diketahui dari foto-foto yang diambil oleh jet U-2 AS. Lebih lanjut, AS yakin bahwa pabrikan yang membuat balon tersebut punya hubungan langsung dengan militer China.
"Balon ini sengaja dirancang untuk operasi pengintaian yang biasanya diarahkan oleh militer," tambah juru bicara AS.
Menurutnya, AS bakal melihat lebih dalam mengekspos berbagai upaya mata-mata China yang membahayakan keamanan negara dan para sekutu.
Tim Media Pentagon mengatakan, AS telah mengumpulkan beragam informasi tentang balon mata-mata China, sehingga ke depannya bisa mendeteksi jika upaya yang sama dilancarkan.
Sebelumnya, pemerintah AS sesumbar bahwa sejak era Presiden Donald Trum, balon China sudah banyak yang mengudara di teritori AS. Selanjutnya, di era Joe Biden, balon tersebut masih berani masuk ke langit AS.
"Yang kami lakukan sekarang adalah mengumpulkan semua informasi, sehingga balon-balon yang sebelumnya tidak teridentifikasi bisa kami analisis untuk tahu bahwa itu adalah balon China," kata Sekretaris Media Pentagon, Pat Ryder dilansir AFP.
"Kami tahu bahwa mereka mau mengintai kawasan strategis, termasuk beberapa basis strategis kami di kontinental AS," ia menambahkan. (*)