KETIK, SIDOARJO – Dua bacabup PKB masih diunggulkan bersaing untuk mengantongi rekom DPP PKB demi maju di Pilkada Sidoarjo 2024. Masing-masing Plt Bupati Sidoarjo H Subandi dan anggota DPRD Jatim Ahmad Amir Aslichin (Mas Iin). Keduanya juga sama-sama optimistis mampu merebut tiket menuju kursi W-1.
H Subandi menyatakan yakin DPP PKB akan mempercayai dirinya untuk melanjutkan kepemimpinan PKB di Kabupaten Sidoarjo. Uji kelayakan dan kepatutan (UKK) di DPP PKB telah dijalaninya dengan sangat baik pada Jumat (14/6).
Subandi menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan Sidoarjo. Juga komitmen terus membesarkan partai yang diketuai oleh Dr Abdul Muhaimin Iskandar itu di Sidoarjo. Dua komitmen tersebut disertai pula dengan tanggung jawab untuk mengelola pemerintahan dengan bersih. Komitmen itu juga diminta partai.
’’Komitmen itu menjadi pertimbangan DPP PKB. Selain itu, elektabilitas yang tinggi serta ketersediaan logistik juga menjadi faktor penting,’’ kata Subandi kepada media pada Kamis (20/6/2024).
Menurut Subandi, dalam perjalanan pemerintahan, tiga pemimpin Kabupaten Sidoarjo berakhir kurang baik di masa memerintah. Hal itu menjadi atensi khusus DPP PKB. Kejadian serupa tidak boleh terulang. Pemimpin Sidoarjo ke depan harus profesional. Mampu memimpin pemerintahan dengan bersih. Dia yakin DPP PKB akan memberikan rekomendasi dengan komitmen-komitmen seperti itu.
’’Untuk rekom ya pasti 100 persen yakin. Kita lihat saja, habis ini kan ada penugasan dari DPP PKB,’’ ujar Subandi yang ketua DPC PKB Sidoarjo tersebut.
Untuk 5 tahun mendatang, lanjut Subandi, dirinya berjanji tetap meneruskan program-programnya bersama Bupati Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor). Sebab, sudah terbukti bahwa program-program itu diterima masyarakat. Di antaranya, betonisasi jalan yang berhasil.
Program yang berdampak baik bagi masyarakat pasti dilanjutkan. Program-program yang perlu digalakkan ialah renovasi dan perbaikan sekolah-sekolah yang rusak. Pemberian bantuan modal untuk UKM Naik Kelas dan Bedah Warung juga dilanjutkan dengan berbagai penyempurnaan. Banyak lagi program bagus lainnya.
’’Semuanya kita jalankan. Program kesehatan yang sekarang, UHC itu, juga terus kita sosialisasikan. Kami dorong semua sektor berjalan sebagaimana mestinya,” tambah Subandi.
Bacabup PKB Mas Iin atau Ahmad Amir Aslichin dinilai lebih disukai kalangan milenial dalam beberapa survei (Foto: istimewa).
Sebelumnya, bacabup Achmad Amir Aslichin juga menyatakan optimistis dirinya mendapatkan rekom DPP PKB untuk maju dalam Pilkada Sidoarjo 2024. Dalam UKK di Jakarta itu, anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur itu menjelaskan dinamika di Sidoarjo. Termasuk kondisi peta politik akhir-akhir ini serta perbaikan ke depannya.
”Yakin secara teknis karena faktor kesiapan dan mendasari pada sejarah perjuangan membesarkan partai dan pengalaman di pemerintahan selama ini,” ungkap Mas Iin, panggilan akrabnya
Bagaimana pandangan pemerhati politik Sidoarjo? Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt berpendapat, kedua kandidat bacabup dari PKB itu memang sama-sama punya peluang untuk dapat rekom.
DPP PKB, lanjut Baihaki, tentu akan menganalisis lebih dulu hasil kepemimpinan di Sidoarjo selama 20 tahun terakhir. Ada evaluasi-evaluasi terhadap kepemimpinan sebelumnya. Jangan sampai PKB kehilangan dominasi di Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Baihaki, Subandi dan Mas Iin sama-sama punya plus dan minus. Namun, jika keduanya dibandingkan, Subandi punya nilai lebih sebagai bacabup. Sebab, Subandi menjabat sebagai Plt Bupati Sidoarjo saat ini hingga masa Pilkada Sidoarjo 2024 nanti.
Subandi punya akses kuat dan luas untuk selalu menyapa masyarakat sebagai Plt Bupati Sidoarjo. Sosoknya juga sudah sangat teruji. Baik di pemilihan legislatif maupun pemilihan eksekutif. Masyarakat sudah mengenal kepemimpinannya selama menjadi wakil bupati.
’’Jadi, ada nilai lebih yang dimiliki Pak Subandi dibandingkan Mas Iin,” terang Baihaki.
Bukankah Mas Iin punya basis pemilih sendiri? Baihaki mengakui Mas Iin memang lebih disukai pemilih milenial. Selain itu, dia juga punya pengalaman di pemilihan legislatif. Namun, Mas Iin belum punya pengalaman mengikuti pemilihan eksekutif. Berbeda dengan Subandi yang pernah mengarungi dua-duanya.
”Perlu diingat bahwa pemilihan legislatif dan eksekutif sangat berbeda. Mas Iin belum teruji di pemilihan eksekutif,” tegas Baihaki.
Direktur Media Survei Indonesia (MSI) Nanang Haromain juga berpendapat Subandi dan Mas Iin sama-sama punya keunggulan. Yang perlu dipahami ialah Subandi sudah start lebih dulu. Bahkan sejak menjadi wakil bupati, nama Subandi sudah banyak dikenal masyarakat.
Sementara itu, Mas Iin boleh dikata baru mulai sekitar 2 bulan terakhir. Untungnya, di memori masyarakat, masih tercatat bahwa pada 2020 lalu Mas Iin sudah berancang-ancang maju sebagai calon bupati.
’’Di sini perlu diingat, Pak Bandi tidak boleh lengah sebagai incumbent,’’ tegas Nanang.
Bagaimana soal rekom DPP PKB? Nanang berpendapat bahwa rekom itu mutlak ada di tangan DPP PKB. Calon-calon harus berbuat maksimal untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing. Subandi jauh lebih unggul dari sisi elektabilitas. Dalam berbagai survei, nama Subandi selalu ada di peringkat teratas.
Namun, Mas Iin punya faktor kedekatan di partai. Ibaratnya, pada Pilkada Sidoarjo 2020 lalu, sebenarnya rekom PKB itu sudah hampir turun ke tangan Mas Iin. Tapi, waktu itu ada Gus Muhdlor.
’’Mungkin saja janji DPP PKB waktu itu ditagih lagi oleh Mas Iin,’’ ujar Nanang Haromain. (*)
