KETIK, JEMBER – Di atas tanah seluas satu hektare, tanaman asal Timur Tengah berhasil dibudidayakan di daerah tropis. Tepatnya berlokasi di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Tak hanya berhasil tumbuh, pohon kurma juga tampak berbuah berwarna kekuningan menjuntai tak lebih dari dua jengkal di atas tanah.
Pemilik kebun kurma, Sugito (70), mulai menanam kurma pada waktu pandemi Covid-19 melanda. Seorang pensiunan guru itu, akhirnya menuai hasil jerih payahnya setelah tiga tahun menanam kurma.
Bukan hal yang mudah, menanam pohon kurma di daerah tropis perlu persiapan yang matang, seperti menyesuaikan semirip mungkin media tanah seperti di habitat aslinya.
“Langkah pertama kita studi tanah dulu, apakah cocok ditanam kurma atau tidak. Karena cocok kita tanam selebihnya dengan perlakuan seperti tanaman biasa,” katanya saat diwawancara Ketik.co.id, Rabu (13/3/2024).
Kemudian pemilihan bibit pohon kurma, Sugito mendapatkan bibit yang dibeli dari negeri Gajah Putih. Dengan perawatan hanya perlu membersihkan rumput-rumput di sekitar tanaman.
“Pengairan harus ada, tapi dengan takaran cukup. Tidak pernah kebanjiran ketika hujan maupun debit air sungai tinggi,” lanjutnya.
Percobaan awal dengan menanam 300 biji, kemudian ditambah 200 bibit. Seiring berjalannya waktu, kini ada sekitar 1.000 pohon kurma di kebunnya.
“Tahun kemarin sudah ada yang berbuah, tapi lebih banyak (tahun) sekarang. Mungkin ada belasan pohon karena pertumbuhan tidak sama rata,” imbuh Sugito.
Hanya saja, Sugito masih harus membedakan jenis tanaman jantan dan betina. Karena tanaman jantan tidak mungkin berbuah serta proses penyerbukan masih dilakukan secara manual dengan mengawinkan bunga jantan ke bunga betina.
Buah kurma segar petik dari pohon, selain manis dan tekstur buah yang renyah, masih mengandung air dan sedikit rasa sepat. Sangat berbeda dengan yang diperjualbelikan di toko-toko setelah diolah.
Banyak warga yang berdatangan untuk melihat buah kurma langsung dari pohonnya. Untuk sampai ke kebun, harus menyeberangi sungai selebar 15 meter, dengan menaiki getek tradisional.
Sugito berharap kebunnya bisa lebih berkembang dan dapat dijadikan jujugan bagi petani lain yang ingin menanam kurma atau mencari untuk pembibitan.(*)