KETIK, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengupayakan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) agar tidak mengalami kepailitan. Hal itu disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Dia menjelaskan penyelamatan Sritex merupakan perintah langsung dari Prabowo. Beberapa kementerian diminta untuk mengkaji mendalam untuk penyalamatan PT Sritex.
"Presiden Prabowo sudah memerintahkan Kementerian Perindustrian, Kemenkeu, Menteri BUMN, dan Menteri Tenaga Kerja untuk segera mengkaji beberapa opsi dan skema untuk menyelamatkan Sritex," kata Agus dikutip dari keterangan Kementerian Perindustrian, Minggu 27 Oktober 2024.
Agus menjelaskan, Prabowo menginstruksikan agar memprioritaskan keselamatan karyawan PT. Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurutnya, upaya tersebut saat ini sedang dirembukkan dan Agus menjanjikan akan mengumumkan dalam waktu dekat. “Pemerintah akan segera mengambil langkah-langkah agar operasional perusahaan tetap berjalan dan pekerja bisa diselamatkan dari PHK. Opsi dan skema penyelamatan ini akan disampaikan dalam waktu secepatnya, setelah empat kementerian selesai merumuskan cara penyelamatan,” jelas Agus.
Berikut Profil PT Sritex
PT Sri Rejeki Isman Tbk, lebih dikenal sebagai Sritex, adalah salah satu perusahaan tekstil dan garmen terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Sritex didirikan oleh H.M. Lukminto pada tahun 1966 di Surakarta, Jawa Tengah, dan awalnya merupakan toko tekstil kecil.
Seiring waktu, Sritex berkembang pesat dan menjadi perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dalam industri tekstil, meliputi berbagai tahap produksi dari pembuatan benang hingga produk garmen jadi.
Beberapa bidang usaha dan produk yang dihasilkan oleh PT Sritex yaitu.
1. Pembuatan Benang (Spinning) Sritex memproduksi benang dari kapas yang merupakan bahan baku tekstil.
2. Penenunan dan Pencelupan (Weaving and Dyeing): Mereka mengolah benang menjadi kain dan melanjutkan proses pencelupan serta pencetakan.
3. Penyelesaian dan Penjahitan (Finishing and Garment): Produksi pakaian jadi untuk berbagai pasar, termasuk seragam militer, pakaian olahraga, hingga pakaian kasual.
4. Produk Militer: Sritex dikenal sebagai pemasok seragam militer, baik untuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) maupun militer di negara lain.
Pasar dan Ekspor
- Sritex memiliki basis pelanggan yang tersebar di lebih dari 100 negara. Pasar utama mereka meliputi Eropa, Amerika Serikat, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
- Perusahaan ini merupakan salah satu eksportir terbesar di Indonesia dalam kategori tekstil dan produk garmen.
Karyawan PT Sritex saat mengikuti jalan sehat. (Foto: Sritex)
Bersertifikasi dan Standar Internasional
Sritex telah memperoleh berbagai sertifikasi internasional yang menjamin kualitas produknya, termasuk ISO 9001 (sistem manajemen kualitas) dan ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan).
Sritex juga berkomitmen pada keberlanjutan dan memiliki fasilitas yang mendukung pengolahan air limbah dan daur ulang bahan dalam produksinya.
Pada puncak kesuksesannya, Sritex terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SRIL. Namun, beberapa waktu terakhir, Sritex menghadapi berbagai tantangan keuangan, terutama dampak pandemi Covid-19 dan beberapa utang perusahaan yang besar.
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) karena kesulitan keuangan. Upaya restrukturisasi juga dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.
Sritex mempekerjakan puluhan ribu karyawan di pabriknya yang terletak di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pabrik mereka meliputi lahan yang luas dengan fasilitas produksi modern, yang meliputi empat segmen utama: spinning, weaving, dyeing, dan garment.
Sritex berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan dan berkomitmen pada praktik-praktik yang berkelanjutan, termasuk produksi energi untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasional pabrik.
Mereka juga aktif melakukan inovasi dalam produk tekstil untuk menghasilkan bahan dengan daya tahan lebih lama dan ramah lingkungan.
Meski sempat menjadi perusahaan tekstil kebanggaan Indonesia, Sritex menghadapi tantangan besar dalam beberapa tahun terakhir, seperti tekanan finansial akibat utang dan ketatnya persaingan pasar.
Dalam beberapa tahun ke depan, Sritex berencana untuk memperkuat kinerja dengan fokus pada efisiensi operasional, diversifikasi produk, serta peningkatan ekspor.
Untuk CEO Terakhir PT Sritex adalah Iwan Setiawan Lukminto, yang merupakan putra dari pendiri Sritex, H.M. Lukminto. (*)