Akhir-akhir ini dunia perkulineran sedang digemparkan oleh jajanan manis dengan bentuk dan rasa yang unik serta menarik. Tak lain dan tak bukan yaitu Cromboloni.
Jajanan Cromboloni ini datang dari Amerika yang sudah gempar sejak tahun 2022 lalu. Asal-usul jajanan ini mulanya terdapat pada seorang chef bernama chef Scott Cioe yang sedang memikirkan cara agar toko rotinya yang berada di Lafayette Grand Cafe & Bakery, New York bisa ramai dengan pelanggan.
Akhirnya chef Scott Cioe menciptakan menu baru menggunakan perpaduan antara Croissant dengan Bomboloni. Menu baru ini berhasil membuat pelanggan menengok dan tertarik untuk mencobanya. Sampai detik ini, Cromboloni adalah jajanan yang paling diminati dan sudah tersebar hingga ke berbagai negara.
Saat ini di Indonesia sendiri terutama pada kalangan anak muda, Cromboloni merupakan jajanan yang paling digemari dan paling dicari. Siapa yang tidak tergiur melihat penampilan sebuah Cromboloni yang renyah di luar dan lembut di dalam.
Ditambah lagi dengan review di berbagai media sosial yang secara menarik menunjukkan betapa renyah bagian luarnya dan betapa lumer isian krim manis di dalamnya. Bahkan dengan membayangkan saja sudah bisa menebak akan seenak apa jajanan tersebut di dalam mulut. Terlebih lagi pada pencinta manis, pasti jajanan yang satu ini sangat cocok di mulut mereka.
Melihat situasi ini, tentunya para pebisnis tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan mereka. Sudah mulai banyak dari mereka membuka menu Cromboloni yang dijual di restoran dan kafe, bahkan menu ini sudah ada di penjualan berbasis online.
Mereka semua berusaha membuat Cromboloni jadi terlihat lebih menarik dan dapat memikat hati para pelanggan. Sehingga menu yang dijual pun tidak hanya satu jenis melainkan punya berbagai varian rasa yang memang banyak disukai kalangan anak muda seperti matcha, tiramisu, coklat, dan rasa-rasa lainnya yang tidak kalah menarik. Rasanya tidak lengkap jika tidak merasakan jajanan unik yang satu ini minimal sekali seumur hidup. Ditambah lagi menu ini sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Dengan adanya jajanan Cromboloni yang sedang viral ini membuat masyarakat terutama di kalangan anak muda bahkan ibu-ibu pun berbondong-bondong untuk bisa mendapatkannya. Sudah dapat dipastikan ada banyak orang yang ingin beli demi memuaskan keinginannya untuk menikmati sebuah jajanan viral yang satu ini.
Tentunya karena banyaknya orang yang membeli Cromboloni ini maka sudah dipastikan hal ini tak luput dari budaya antre. Walaupun kegiatan tersebut adalah kegiatan yang paling dihindari tetapi mau tidak mau masyarakat harus melakukannya agar bisa mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara yang kondusif.
Antrean untuk sekedar membeli Cromboloni ternyata memakan waktu yang sangat lama dan sangat panjang. Ditambah lagi dengan banyaknya orang sehingga saling berdesakan. Bahkan beberapa restoran dan kafe membuat nomor urut bagi pembeli karena terlalu banyaknya orang dan akan tidak muat jika dibiarkan mengantre di tempat.
Walaupun begitu, tak jarang juga orang yang sudah mengantre lama tapi tidak mendapatkannya karena sudah kehabisan dan datang lagi di kemudian hari untuk melakukan hal yang sama dan berharap akan dapat Cromboloni. Namun dengan banyaknya halangan dan rintangan, masyarakat tetap rela mengantre meskipun dengan antrean yang sangat amat membuat frustrasi.
Lagi-lagi hal ini terjadi karena keinginan mereka yang amat besar untuk mencoba jajanan yang sedang viral ini. Setelah melewati halangan dan rintangan dalam mengantre sampai akhirnya bisa membeli Cromboloni, ada perasaan lega dan kebahagiaan sendiri karena bisa merasakannya.
Pada sebagian orang yang sudah membeli, mereka lebih memilih tidak membeli Cromboloni lagi karena berbagai alasan salah satunya yaitu tidak ingin mengantre panjang. Namun tak sedikit orang yang ingin membeli jajanan ini lagi karena kenikmatannya yang membuat ketagihan di setiap gigitan renyahnya. Semua itu tergantung pada keinginan dari masing-masing individu.
Fenemena mengantre ini adalah kejadian yang sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Banyak hal-hal viral yang membuat orang-orang rela mengantre demi mendapatkan apa yang mereka mau. Bisa diambil contoh dari awal mula munculnya Es Kepal Milo yang juga sempat menggemparkan dunia perkulineran pada masanya. Hal yang sama yaitu mengantre juga dilakukan untuk mendapatkan semangkuk Es Kepal Milo pada waktu itu.
Fenomena ini merupakan sebuah fenomena yang terjadi secara musiman atau dapat berkelanjutan pada hal-hal yang akan keluar serta dapat menjadi hal yang viral di masa yang akan datang. Budaya mengantre pada masyarakat juga akan tetap ada dan tetap berlaku. Semua kebiasaan ini telah berputar dan terulang dari masa ke masa dan tidak bisa dihindari.
*) Azizatus Zahra Permatasari adalah mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Brawijaya
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
*) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
**) Ketentuan pengiriman naskah opini:
• Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
• Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
• Panjang naskah maksimal 800 kata
• Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
• Hak muat redaksi