KETIK, BATU – Saimun adalah satu-satunya pedagang yang mulai berjualan di area kuliner lantai tiga Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Raut semringah tampak sekali di wajah pria 50 tahun penjual arum manis tersebut.
Ya, hari ini, Selasa (26/9/2023) adalah hari pertama Saimun berjualan di pasar megah kebanggaan warga Kota Batu. Ia bersyukur, akhirnya pasar berkonsep modern tersebut kini sudah bisa ditempati.
"Harapannya nanti banyak pengunjung yang datang. Jadi dagangan kami akan laris," katanya mengawali perbincangan dengan media online nasional Ketik.co.id.
Saimun mulai berjualan ditemani sang istri. Sementara pedagang kuliner lainnya sedang persiapan untuk menempati area lantai tiga tersebut.
Saimun telah berjualan arum manis sejak 25 tahun lalu. Ia berjualan di pasar lama Kota Batu dan keliling kampung saat ada kegiatan seperti karnaval atau kegiatan kebudayaan. Saat pasar lama Kota Batu dibongkar, Saimun tidak menempati kios pasar relokasi. Ia lebih memilih berjualan keliling.
"Kalau di pasar relokasi lebih sepi. Makanya saya lebih memilih jualan keliling walaupun tidak setiap hari. Sekarang pun begitu, walau sudah berjualan di Pasar Induk tapi nanti tetap keliling kalau ada acara," urainya.
Menurut Saimun, peminat jajanan arum manis semakin hari semakin berkurang. Jajanan yang kerap disukai anak-anak tersebut kini kalah bersaing dengan jajanan modern cepat saji.
Dulu, waktu di pasar lama Kota Batu, Saimun setiap hari bisa menjual hingga 80 bungkus Arum Manis. Sekarang ia hanya mampu menjual 50 bungkus saat berkeliling, itu saat ramai.
"Alhamdulillah sampai siang ini sudah laku empat bungkus arum manis. Ya namanya baru pindah. Istilahnya babat alas lagi. Arum manis ini saya jual Rp 10 ribu perbungkus," tandasnya.(*)
