Singapura Diterjang Gelombang DBD, Tembus 10 Ribu Kasus

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

25 Juli 2024 07:12 25 Jul 2024 07:12

Thumbnail Singapura Diterjang Gelombang DBD, Tembus 10 Ribu Kasus Watermark Ketik
Aedes aegypti adalah jenis nyamuk penyebab DBD. (Foto: Freepik)

KETIK, JAKARTA – Singapura sedang diterjang gelombang demam berdarah atau DBD. Jumlah kasusnya lebih besar dari tahun 2023.

Hingga Selasa, 22 Juli 2024, jumlah total kasus demam berdarah yang dilaporkan mencapai 10.141.

Pada kurun waktu 14-20 Juli, ada 236 kasus dilaporkan, seperti data yang tercatat pada Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA).

NEA telah memperingatkan pada Maret tahun ini tentang peningkatan infeksi demam berdarah, dengan lebih dari 5.000 kasus dilaporkan pada kuartal pertama 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Informasi terkini dari badan tersebut menunjukkan bahwa terdapat 70 klaster demam berdarah aktif di Singapura.

"Kekebalan populasi kita terhadap keempat serotipe virus dengue masih rendah," kata NEA, seperti dilansir CNA.

"Keberadaan berkelanjutan dari semua faktor risiko dengue ini dapat menyebabkan lonjakan kasus dengue dalam beberapa bulan mendatang, jika tindakan yang diambil tidak memadai," lanjutnya.

Ada empat serotipe virus dengue yang beredar di Singapura. Serotipe virus dengue 2 (DENV-2) telah dominan sejak September 2023, dengan dominasi berkala sebelumnya dari DENV-1 dan DENV-3 pada tahun 2023.

Ditambahkan, bahwa ada sembilan kasus Zika terisolasi yang dilaporkan sejauh ini pada tahun 2024, tanpa klaster hingga saat ini. Mirip dengan dengue, Zika adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes.(*)

Tombol Google News

Tags:

dbd Demam Berdarah DBD Singapura NEA