KETIK, MALANG – Aktivitas wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ditutup pada perayaan Yadnya Kasada pada Juni 2025 mendatang. Hal ini dilakukan untuk menghormati jalannya ritual upacara tersebut m
Kawasan TNBTS ditutup dari hari Selasa tanggal 10 Juni 2025 pukul 00.01 WIB sampai dengan hari Jum'at tanggal 13 Juni 2025 pukul 24.00 WIB.
"TNBTS ditutup untuk menghormati upacara ritual Yadnya Kasada tahun 2025. Hal ini hasil rapat koordinasi persiapan yang digelar tanggal 15 Mei 2025 di Kantor Balai Besar TNBTS," kata Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, dalam pengumuman yang diterima Kamis, 15 Mei 2025.
Rudijanta menyampaikan, kawasan TNBTS hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang akan mengikuti upacara ritual Yadnya Kasada pada tanggal 10-11 Juni 2025. Sedangkan pada tanggal 12-13 Juni 2025 akan dilakukan pembersihan kawasan.
"Demikian pengumuman ini disampaikan kepada masyarakat, pengunjung, pelaku jasa/sarana wisata dan pihak-pihak terkait untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab," tulisnya.
Melansir Kemenparekraf.go.id, Yadnya Kasada adalah sebuah upacara persembahan yang dilakukan dengan melempar sesaji ke kawah. Upacara ini sebagai bentuk penghormatan sekaligus rasa syukur serta bakti kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur.
Upacara ini dilakukan setiap bulan Kasada hari ke-15 dalam penanggalan tradisional Hindu Tengger. Ritual adat Yadnya Kasada tidak hanya untuk memohon keberkahan, tapi juga meminta keselamatan dan perlindungan dari malapetaka.
Menariknya, upacara adat Yadnya Kasada yang dilakukan Suku Tengger ini memiliki daya tarik storynomics tourism yang menarik diketahui wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Hal ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah, sekaligus makna kuat dan mendalam di balik rangkaian upacara adat Yadnya Kasada.
Menurut kepercayaan, masyarakat Suku Tengger melakukan upacara Yadnya Kasada sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan yang dilakukan Kusuma, yakni anak dari pasangan Jaka Seger dengan seorang putri Raja Majapahit yang bernama Roro Anteng. (*)