KETIK, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi year on year (yoy) atau tahunan Kabupaten Jember pada 2023 sebesar 2,29 persen. Sedangkan month to month alias bulanan pada Desember 2023 sebesar 0,22 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,3.
Angka inflasi yoy tersebut terendah kedua di Jawa Timur (Jatim) setelah Banyuwangi dengan tingkat inflasi tahunan 2,15 persen dan lebih kecil dibandingkan dengan Jawa Timur sebesar 2,92 persen dan nasional dengan tingkat inflasi 2,61 persen.
Inflasi terjadi pada sebagian besar kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,01 persen, kelompok perawatan dan jasa lainnya sebesar 2,3 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 1,51 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,32 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,16 persen.
Komoditas yang memiliki andil inflasi tahunan 2023 tertinggi adalah beras, cabai rawit, rokok kretek filter, bawang putih, emas perhiasan, cabai merah, rokok kretek, gula pasir, rokok putih, dan cakalang diawetkan.
Sedangkan, komoditas yang memberikan andil deflasi tahunan adalah tomat, telur ayam ras, bensin, minyak goreng, mobil, daging ayam ras, kelapa, salak, buah naga, dan sabun cair atau sabun cuci piring.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi mengatakan tahun 2022 Kabupaten Jember sempat menempati tingkat inflasi tertinggi se-Indonesia yaitu pada angka 7,39 persen. Menurutnya, seluruh instansi terkait dapat dikatakan berhasil menekan angka inflasi pada tahun 2023.
“Cukup menggembirakan sebagai kado ulang tahun Jember karena bisa ditekan tahun ini menjadi 2,29 dan tingkat inflasi tahunannya terendah kedua di level Jawa Timur,” papar Tri usai rilis inflasi di Aula BPS Jember, Selasa (2/1/2024) siang.
Kendati demikian, Tri mengingatkan agar tidak terlena dengan pencapaian tersebut. Untuk tahun mendatang agar supaya inflasi bisa terjaga, komoditas-komoditas pemegang andil tinggi harus dicermati.
“Komoditas-komoditas yang gejolaknya cepat seperti beras dan cabai yang harus dikawal, khususnya pada ketersediaan mengingat jumlah penduduk Jember yang besar,” tutup Tri.(*)
