Bupati Bandung Ingin Dirikan TPS3R di Tiap Desa

19 Mei 2025 18:18 19 Mei 2025 18:18

Thumbnail Bupati Bandung Ingin Dirikan TPS3R di Tiap Desa
Bupati Bandung Dadang Supriatna resmikan TPS3R Kencana di Kel Rancaekek Kencana Kec Rancaekek, Senin (19/5/25). (Foto: Iwa/Ketik.co.id)

KETIK, BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna menginginkan agar di 280 desa/kelurahan dapat didirikan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R). Seperti halnya TPS3R Kencana Si Bedas OK di Kelurahan Rancaekek Kencana Kecamatan Rancaekek yang diresmikian Bupati Bandung, Senin 19 Mei 2025.

"Berapa desa/kelurahan yang sudah siap lahannya untuk dibangun TPS3R seperti di Kencana ini. Nanti Dinas PUTR siapkan anggarannya, dikawal juga oleh Komisi C DPRD Kabupaten Bandung," kata bupati.

Namun Bupati Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS ini mengingatkan, setelah dibangun TPS3R jangan sampai terabaikan tidak beroperasional. Untuk itu TPS3R Kencana pun menurut Kang DS akan terus dimonitor dan dievaluasi setelah berjalan 3 tahun ke depan.

TPS3R Kelurahan Rancaekek Kencana ini merupakan protoype pilot project dari program Bebas Dari Sampah Organik (Bedas OK) yang digagas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung.

Bupati Bandung berharap dengan dibangunnya TPS3R ini bisa menjadi contoh bagi desa dan kelurahan lainnya di Kabupaten Bandung, sehingga dalam penanggulangan sampah di lingkungan desa kelurahan masing-masing bukan sekedar seremonial saja, akan tetapi terus berjalan berkelanjutan.

“Pembangunan TPS3R Kelurahan Kencana ini menjadi salah satu bukti dan kita dapat saksikan sendiri, bahwa di Kelurahan Kencana mampu menanggulangi masalah sampah, khususnya sampah organik,” kata Kang DS.

Bupati Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS ini menambahkan, inovasi yang dilakukan DPUTR bukan hanya menanggulangi sampah organiknya saja, akan tetap juga ada pola hilirasinya. Antara lain dengan budadaya tanaman buah anggur maupun sayuran, yang media tanamnya berasal dari kompos hasil program Bedas OK.

“Tentunya kompos dari hasil pengolahan sampah organik ini bisa menguntungkan secara ekonomis. Maka saya berharap pengolahan sampah organik dengan hilirisasinya ini bukan sekedar seremonial saja,  mohon diikuti oleh semua RW yang ada di Kelurahan Kencana ini,” ungkap Kang DS.

Ia mengucapkan selamat kepada DPUTR atas keberhasilan program Bedas OK ini dan mengapresiasi karena bisa menjadi contoh teladan bagi desa dan kelurahan yang lainnya, sehingga harapan dan impian zero waste bisa benar-benar terwujud di Kabupaten Bandung.

Kepala DPUTR Kabupaten Bandung  Zeis Zultaqawa mengakui dalam mengelola TPS3R, tingginya biaya operasional menjadi salah satu tantangan. Di antaranya dalam pemilahan sampah organik dan non organik pun memerlukan biaya tinggi.

"Selain biaya operasional yang cukup tinggi, sebelum TPS3R dibangun juga harus ada terbentuk dulu Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) sebagai kelompok masyarakat yang bertanggung jawab untuk mengelola, memelihara, dan memanfaatkan TPS3R," ungkap Zeis. 

Menurutnya, pengurus KPP TPS3R ini dipilih oleh masyarakat di antaranya harus memiliki jiwa peduli lingkungan yang tinggi.

"Tugas KPP TPS3R ini juga cukup berat. Salah satunya harus bisa merubah kebiasaan atau pola hidup masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi," terang Zeis.

Program TPS3R Bedas OK ini juga diformulasikan penanganan sampah yang holistik, bagaimana mesinergikan dan membuat suatu sistem dengan budidaya tanaman sebagai hilirisasi kompos yang dihasilkan dari sampah organik.

Budidaya tanaman ini untuk mengatasi apabila kompos yang dihasilkan sudah menumpuk. Zeis memaparkan, dalam kurun waktu 3 bulan dari 3 ton sampah organik, Kelompok Pemanfaatan dan Pemeliharaan (KPP) Rancaekek Kencana, sudah bisa menghasilkan 1,1 ton kompos.

“Kemudian dari budidaya tanaman dengan media kompos ini bisa menghasilkan buah atau sayuran yang bisa dijual ke pasaran, dengan menyiapkan penyalur atau offtaker-nya,” terang Zeis.(*)
 

Tombol Google News

Tags:

BUPATI BANDUNG DADANG SUPRIATNA tps3r DPUTR sampah