KETIK, BANDUNG – Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein yang akrab disapa Om Zein dinilai memiliki potensi cukup kuat untuk menjadi bintang baru di Jawa Barat sebagai “The Next KDM” (Kang Dedi Mulyadi).
Demikian disampaikan peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Muhammad Khotib kepada pers di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
“Jika dilihat dari cara dan gaya memimpin Purwakarta, Om Zein itu beda-beda tipis dengan KDM. Mungkin juga karena Om Zein sudah lama menjadi salah satu murid politiknya,” kata M Khotib.
Khotib mengakui, analisisnya itu memang masih bersifat kualitatif berdasarkan pengamatan lapangan dan belum kuantitatif berdasarkan hasil survei. Tapi, jika dilakukan survei saat ini, ia yakin Om Zein punya potensi popularitas dan elektabilitasnya berbanding lurus.
Menurut Khotib, salah satu yang menonjol dari Om Zein adalah kemampuan komunikasi publiknya yang cair, merakyat dan natural. Soalnya, dari pengamatannya selama ini, tidak semua kepala daerah di Jabar mampu melakukan itu.
“Jika pun ada kepala daerah yang berusaha meniru gaya KDM saat turun ke masyarakat, terkesan tidak natural. Nah, Om Zein, sama seperti KDM, komunikasi publiknya dengan rakyat terlihat mengalir seperti air alias tidak kaku,” ungkapnya.
Khotib mencontohkan saat Om Zein jumpa warga, baik dalam kontek berdiskusi dan mendengar aspirasi maupun dalam kontek memberi bantuan. Om Zein tidak terkesan kaku apalagi dibuat-buat. Spontanitasnya begitu kuat dan natural, termasuk saat menyapa, memilih kata-kata dan bercanda.
Atas dasar itu, Khotib berpendapat, Om Zein sangat potensial menjadi bintang baru di Jabar pasca KDM naik kelas ke tangga berikutnya. Tentu dengan catatan, ada konsistensi dalam merawat citra personalnya, yaitu sebagai sosok pemimpin yang selain bersih, juga merakyat, sederhana dan peduli.
Yang tak kalah penting dari itu, menurut Khotib, kemampuan mengeksekusi seluruh program yang dikampanyekan dalam bentuk yang nyata, tidak retorika. Kenapa? Karena muara dari semua yang ingin dicitrakan tersebut adalah hasil.
“Kalau ternyata, semua janji-janji politiknya tidak terwujud, misalnya infrastruktur jalan yang bagus, kesejahteraan meningkat, kemiskinan dan pengangguran berkurang, maka cepat atau lambat, bulan madu dengan rakyat pasti akan berakhir dengan sederet kekecewaan,” ungkap Khotib.(*)