Dialog dengan MGMP Sejarah, Bupati Mas Rio Dorong Pengembangan Kajian Historis Situbondo

16 April 2025 19:05 16 Apr 2025 19:05

Thumbnail Dialog dengan MGMP Sejarah, Bupati Mas Rio Dorong Pengembangan Kajian Historis Situbondo Watermark Ketik
Bupati Situbondo, Mas Rio (tengah) ketika diskusi sejarang dengan Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMK se Kabupaten Situbondo, Rabu 16 April 2025 (Foto : Heru Hartanto / ketik.co.id)

KETIK, SITUBONDO – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMK melaksanakan lawatan dan diskusi sejarah Pendopo dari Masa ke Masa dengan Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo. Pertemuan berlangsung di rumah Tabing Tongkok, Pendopo Kabupaten, Kamis 16 April 2025.   

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo saat diskusi dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah SMKN mengatakan bahwa, Situbondo punya sejarah, tapi jangan dirubah.

Lebih lanjut, Mas Rio, panggilan akrab Bupati Situbondo mengatakan, setelah dicari dari berbagai cerita dan berbagai refrensi nama Pendopo Aryo Situbondo tidak ditemukan.

“Setelah direnungkan bersama, maka saya akan mengganti nama Pendopo Aryo Situbondo menjadi Pendopo Rakyat Situbondo. Nama Pendopo Rakyat Situbondo tersebut, merupakan pilihan yang paling moderat,” kata Mas Rio.

Selain itu, Mas Rio menginginkan ada terbitan buku tentang sejarah Kabupaten Situbondo dari masa ke masa.

“Presiden Soekarno pada pidatonya tahun 1966 menyampaikan kata Jas Merah dan hingga saat ini kita masih menggunakan kata Jas Merah atau jangan sekali-kali melupakan sejarah,” terang Mas Rio.

Pria yang hobi bermain layang-layang ini mengaku, saat masih sekolah dulu suka dengan pelajaran sejarah dan senang membaca buku-buku tentang sejarah berbagai kerajaan di bumi Nusantara. Mulai dari Majapahit, Sriwijaya dan lain sebagainya.

“Semua pengalaman saya tentang sejarah akan saya jadikan perangkat kebijakan sebagai bupati. Untuk itu, saya berharap para guru sejarah di Situbondo mampu menelusuri sejarah Kabupaten Situbondo dengan benar dan teliti lalu menerbitkan buku tentang sejarah-sejarah di Kabupaten Situbondo,” harapnya.

Mas Rio mengatakan bahwa, ketika dirinya habis-habisan mengkritik Pendopo Aryo Situbondo, hal itu bukan didasari atas aspek politik. Tapi itu adalah kritik atas bacaan sejarah dan atas ketidakmauan membaca sejarah, sehingga tidak ditemukan nama Aryo Situbondo. 

“Saya mencari ahli sejarah Kabupaten Situbondo nyaris tidak ada. Oleh karena itu mari kita kembali menyelusi sejarah Situbondo yang di mulai dari pendopo ini,” ajak Mas Rio.

Selanjutnya, berbicara tentang Besuki, Mas Rio mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengembalikan Besuki para era kejayaan sebelumnya.

“Kita mulai dari konstruksi historis dan sosiologisnya. Apa yang menjadi konstruksi historis dan sosiologisnya? Besuki di desien oleh Belanda bukan oleh Kerajaan,” ujar alumnus FISIP Universitas Jember (Unej) ini. 

Tapi, lanjut Mas Rio, ada masa ketika Tri Buana Tunggal Dewi datang pada tahun 1331 hanya untuk menghancurkan. Setelah itu, Tri Buana Tunggal Dewi datang ke daerah Sade’ , daerah perbatasan Lumajang. “Hanya itu saja kedatangan Tri Buana Tunggal Dewi,” jelasnya.

Lalu, datang lagi Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 ke daerah Patukangan. “Saya berusaha untuk merekontruksi ulang Besuki harus menjadi sentra ekonomi. Karena dari dulu Besuki di desain oleh Belanda menjadi Sentra Ekonomi. Di daerah Besuki dan Panarukan pada tempoe-doloe ada Pelabuhan bertaraf nasional bahkan internasional sebelum Tanjung Perak Surabaya.

"Untuk itu, harapan saya kejayaan Besuki menjadi sentra ekonomi harus bisa terwujud kembali,” pungkasnya.

Wawasan dan nalar kritis bupati Mas Rio terhadap kajian sejarah, mengundang rasa kagum dari para guru sejarah tersebut. 

Marfi, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMK se-Kabupaten Situbondo mengatakan, diskusi bersama Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo terhadap literasi dan sejarah lokal sangat mengasyikan.

“Dari diskusi tadi, kami menangkap betapa besar perhatian Bapak Bupati terhadap literasi dan sejarah lokal Situbondo ini. Beliau bahkan memiliki program untuk menghidupkan kembali kegiatan bertema sejarah, termasuk pemanfaatan perpustakaan dan pengembangan wisata sejarah,” kata Marfi.

Marfi menambahkan bahwa MGMP Sejarah sangat mendukung program-program Pemkab Situbondo yang berorientasi pada pelestarian dan pemahaman sejarah lokal Situbondo.

“Kami berharap arsip daerah terus diperkaya koleksinya, wisata sejarah dan religi dikembangkan, dan kami sebagai guru sejarah memiliki lebih banyak ruang untuk menyelenggarakan kegiatan sejarah lokal dan kami akan terus mendidik siswa-siswi tentang peristiwa sejarah Situbondo,” ujarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Mas Rio Bupati Situbondo jangan Lupakan Jas Merah Sejarah lokal Besuki