Dinkes Pastikan Fasilitas Pendeteksi Dini Kanker Payudara dan Serviks di Kota Malang Memadai

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Gumilang

5 Februari 2025 13:00 5 Feb 2025 13:00

Thumbnail Dinkes Pastikan Fasilitas Pendeteksi Dini Kanker Payudara dan Serviks di Kota Malang Memadai Watermark Ketik
Kabid P2P Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winindar saat menjelaskan kanker serviks dan payudara. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Fasilitas kesehatan untuk mendeteksi dini kanker payudara dan kanker serviks di Kota Malang telah dipastikan memadai. Untuk itu para perempuan diimbau agar memanfaatkan fasilitas tersebut. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winindar menjelaskan belum semua daerah memiliki layanan tersebut. 

"Semua Puskesmas di Kota Malang bisa melakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara. Ini bisa dimanfaatkan karena belum semua kabupaten/kota bisa melaksanakan deteksi tersebut," ujarnya, Rabu 5 Februari 2025. 

Bahkan Kota Malang sering didapuk menjadi tempat pembelajaran bagi daerah lain. Begitu pula dengan tenaga kesehatan yang kerap diminta untuk melatih pendeteksi dini kanker serviks. 

"Saat Jatim sedang ada diklat atau pelatihan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA, untuk tempat praktiknya di sini. Di puskesmas sudah sangat kompeten bahkan untuk memberikan layanan di daerah lain kita diminta nakes 10 orang untuk bisa melakukan pemeriksaan," lanjutnya. 

Kini Dinkes Kota Malang rutin menggencarkan deteksi dini kanker serviks dan payudara khususnya bagi kalangan remaja. Imunisasi pencegahan kanker serviks diberikan bagi siswa kelas 5-6 SD dan 3 SMP. 

"Untuk 2025 waktu penerimaan siswa baru itu ditujukan bagi kelas 5 dan 6 SD. Untuk kelas 3 SMP selesaikan di bulan Februari. Sudah ada 60 persen dari 6.500 sekitar 3000 siswa di Kota Malang," terangnya. 

Tak hanya itu, Dinkes Kota Malang juga telah melakukan deteksi dini kepada masyarakat umum. Diketahui dari 300 orang yang ikut serta, sekitar 12 persen di antaranya berpotensi terkena kanker serviks dan payudara. 

"Angka ini sudah sangat besar karena seharusnya tidak boleh lebih dari 10 persen. Kemarin yang dideteksi usia 30 tahun dan sudah melakukan hubungan suami istri," ungkapnya. 

Untuk itu Meifta berharap sebelum menjadi stadium lanjut, masyarakat bisa segera melakukan deteksi dini. Jika diketahui sedini mungkin maka potensi dapat dikendalikan akan semakin besar dan tidak terlambat. 

"Imunisasi tentu sangat penting. Itu gratis, kalau melakukan di swasta pastinya mahal. Harganya minimal Rp 1 juta per kali suntik," tegasnya. 

Ia berpesan agar deteksi dini setidaknya dilakukan setiap 6 bulan sekali secara mandiri maupun melalui fasilitas layanan kesehatan. Jika ditemukan benjolan kecil di payudara, maka harus segera diwaspadai. 

"Kanker itu penyebabnya gak bisa kita pastikan. Apakah karena makanan, gaya hidup, dan lainnya. Ciri fisik ya benjolan itu. Kalau dini benjolan ini gak terasa, kaya bisul. Itu harus dipastikan," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

kanker serviks Kanker Payudara Kota Malang Dinkes Kota Malang deteksi dini