KETIK, MALANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang mulai melakukan uji coba pengelolaan sampah botol plastik di kawasan wisata. Sebuah kotak berukuran 1,5 x 2 meter yang terbuat dari jaring-jaring besi terlihat telah terpasang di Kayutangan Heritage.
Kepala Bidang Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Malang, Roni Kuncoro menjelaskan kotak tersebut merupakan prototipe pertama dari program kerja sama Universitas Negeri Malang (UM).
"Ini hasil kerja sama dengan UM, menjadi prototipe dulu. Sementara ini masi di Kayutangan sebagai percontohan," ujarnya, Kamis 5 Januari 2025.
Nantinya pengunjung di Kayutangan Heritage dapat membuang botol bekas di kotak penampungan tersebut. Adapun untuk pengelolaannya melibatkan bank sampah dan kader lingkungan setempat.
"Botolnya kita kerja sama ke bank sampah atau kader lingkungan. Semangatnya kan mempunyai nilai ekonomi untuk pemberdayaan masyarakat khususnya organisasi yang bergerak di bidang persampahan, pengelolaan lingkungan hidup," jelasnya.
DLH Kota Malang juga akan memfasilitasi pengangkutan sampah botol jika dibutuhkan. Apabila dalam perkembangannya mendapatkan respon baik dari masyarakat, maka tak menutup kemungkinan untuk penambahan kotak penampungan baru di titik lainnya.
"Kalau memang bagus ya kita perbanyak beberapa tempat publik. Artinya dalam waktu singkat sudah terisi penuh," kata Roni.
Kotak penampungan botol plastik itu akan ditempatkan di titik keramaian. Mulai dari kawasan Balai Kota Malang, Alun-alun, Mall Pelayanan Publik (MPP) Merdeka, dan lainnya.
Tak hanya itu DLH Kota Malang tengah merencanakan pengajuan CSR dengan BSI untuk pengadaan vending machine khusus botol plastik. Diharapkan dengan upaya tersebut mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
"Ini rencananya mau ajukan CSR ke BSI karena mereka punya vending machine untuk botol plastik. Langsung keluar poin atau dinilai uang. Masih proses tapi beberapa waktu ke depan kita dorong ke sana," tutupnya. (*)