KETIK, SURABAYA – DPRD Surabaya menyoroti masus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya yang mengalami peningkatan signifikan sepanjang akhir 2024 hingga awal 2025.
Data dari Dinas Kesehatan mencatat 231 kasus DBD selama tahun 2024, meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kondisi iklim yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
Menanggapi situasi ini, dr. Michael Leksodimulyo, anggota Komisi D DPRD Surabaya menekankan perlunya tindakan serius dan terpadu.
Ia menyatakan bahwa peningkatan kasus DBD bukan hanya tanggung jawab dinas Kesehatan, tetapi memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
"Jadi beberapa pekan atau bulan Maret-April angka demam berdarah meningkat. Bahkan beberapa RS dipenuhi pasen," jelasnya pada Minggu 13 April 2025.
Michael menjelaskan, nyamuk DBD bukan menyerang pada malam hari, tetapi pada pagi hari saat anak-anak sedang beraktivitas.
"Malah kebanyakan menyerang siang hari bahkan di tempat yang bersih," jelasnya.
Politisi PKS ini menambahkan, untuk menangani pasien DBD dari awal gejala harus ditangani dengan baik.
Selain itu, pihaknya juga mengakui jika masih ada beberapa RS swasta yang menolak karena ketentuan persyaratan yang tidak terpenuhi. Karena itu, pihaknya menyarankan pasien dirawat di RS milik pemerintah.
"Ada beberapa RS swasta yang menolak dengan persyaratan panas harus 40 sementara 38,5 saja sudah menggigil. Agar tidak berdebat saya masukkan ke RS pemerintah. Selama ini yang mau menerima dengan penjelasan cukup itu dr. Soewandi. Pasien DB sekarang juga banyak yang dirawat," terang Michael.
Michael mengimbau dokter untuk melakukan perawatan lanjutan meskipun jumlah trombosit di ambang batas suspect.
Sebab saat pasien diminta pulang dan memperbanyak minum, dikhawatirkan pasien akan menurun kondisinya saat dirawat di rumah
Michael menegaskan masyarakat agar cepat melaporkan kondisinya ke Puskesmas terdekat jika menemui gejala panas, dehidrasi, mual dan tak ragu melakukan pemeriksaan trombosit.
"Sehingga orang itu untuk menggerakan kakinya lemas, harus segera lapor Puskesmas untuk pemerikssaan trombosit, itu kita harus ingatkan. Kalau 150 ribu kebawah itu menyangkut nyawa. Saya mengimbau masyarakat waspada karena kasusnya makin lama makin naik," pungkasnya. (*)