KETIK, SURABAYA – Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebanyak 90-95% kasus didominasi oleh hipertensi esensial, yang tidak disadari penderitanya.
Melansir laman Kemenkes RI, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian di Indonesia dengan persentase 10,2%.
Berangkat dari hal tersebut tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari Muchamad Arif Al Ardha, Dzulkiflih, dan Wahyu Dwi Kurniawan berinovasi membuat alat yang diberi nama Hand-Held Dynamometer (Handem).
"Alat ini memiliki kemampuan mengukur kekuatan otot manusia dan mendeteksi gangguan seperti hipertensi dan stroke," jelas Ardha, ketua tim peneliti Handem, Sabtu 12 April 2025.
Lebih lanjut, dosen pengampu mata kuliah Biomekanika Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu menambahkan kekuatan otot berkorelasi erat dengan kondisi tekanan darah. Ketidakseimbangan kekuatan otot menjadi salah satu indikator adanya gangguan sistem kardiovaskular.
Di sinilah peran Handem, memanfaatkan prinsip kinetika gerak untuk mengukur gaya otot yang bisa diakses secara praktis, tanpa perlu ke laboratorium.
"Handem bisa digunakan di rumah, di sekolah, bahkan di lapangan. Bentuknya ringkas dan mudah dibawa. Kami ingin alat ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat," imbuh Ardha.
Handem dikembangkan melalui riset bertajuk Hand-Held Dynamometer (Handem) sebagai Solusi untuk Alat Kesehatan Hingga Membantu Mencegah dan Rehabilitasi saat Hipertensi.
Proses pengembangannya melibatkan kolaborasi strategis antara tim Unesa dan mitra industri Cahaya Berkah Gusti melalui skema Kedaireka. Konsep dirancang oleh tim peneliti, lalu diterjemahkan ke dalam bentuk prototipe oleh mitra industri. Proyek ini berlangsung dua tahun, dengan lokasi pengujian di Surabaya dan Sidoarjo.
Handem sudah dikenalkan melalui pameran dalam dan luar negeri. Bahkan, mendapat apresiasi dari ASEAN Council of Physical Education and Sport dalam ajang International Conference on Physical Education di Malaysia, 2024 lalu.
“Saya berharap alat ini tidak hanya mendapat dukungan Unesa, tetapi juga mitra. Dan harapannya alat ini dapat menjadi solusi dalam berbagai bidang," pungkasnya. (*)