K-SULI, Tempat Nongkrong Libatkan Teman Tuli Sambil Belajar Bahasa Isyarat

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Marno

6 Januari 2024 10:01 6 Jan 2024 10:01

Thumbnail K-SULI, Tempat Nongkrong Libatkan Teman Tuli Sambil Belajar Bahasa Isyarat Watermark Ketik
K-SULI, Kedai Susu Tuli di Kecamatan Patrang, Jember dikelola teman disabilitas (5/1/2024) (Foto: Fenna/Ketik.co.id)

KETIK, JEMBER – K-SULI, atau Kedai Susu Tuli merupakan tempat nongkrong berkonsep inklusif yang berada di Jalan Manggis No.95, Krajan, Jemberlor, Kec. Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Letaknya tidak jauh dari pusat kota, Kedai Susu Tuli ini melibatkan langsung teman-teman tuli untuk melayani pembeli. Bahkan terpampang gambar bahasa isyarat sebagai media belajar pengunjung untuk berkomunikasi dengan penyandang tuli.

Saat ditemui Ketik.co.id pada Jumat (5/1/2024), Pembina K-SULI Sumoko Hadi menyampaikan ide didirikannya kedai ini usai kunjungannya pada kedai serupa yang berada di Yogyakarta. "Sebetulnya ini keinginan anak saya ingin sekali datang ke Kafe Susu Tuli. Setelah datang dia ternyata senang sekali bertemu dengan temannya," ungkapnya. 

Mendiang anak Sumoko, Khansa, juga penyandang tuli. Melihat semangatnya untuk mendirikan kafe konsep serupa membuat Sumoko mewujudkan mimpinya dengan berkonsultasi dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) setempat. "Sekolah juga sangat mendukung dan siswa-siswa juga dilibatkan di sini," lanjut Sumoko. 

Foto (Dari kiri) Rian, Haidar, Dina tengah melayani pengunjung dengan menggunakan bahasa isyarat (Foto: Fenna/Ketik.co.id)(Dari kiri) Rian, Haidar, Dina tengah melayani pengunjung dengan menggunakan bahasa isyarat (Foto: Fenna/Ketik.co.id)

Mulanya, kedai ini dibuka untuk menyediakan ruang bagi teman-teman disabilitas sebagai tempat nongkrong karena kebanyakan mereka kesulitan memesan di kafe konvensional. Semakin berkembang, keberadaan kedai juga melatih mental teman-teman disabilitas agar dapat berinteraksi dengan masyarakat umum.

"Memang di sini menunya sangat sederhana, tapi yang menjadi penting melatih percaya diri teman tuli bahwa mereka juga bisa berinteraksi dan menggerakkan usaha," imbuh Sumoko. 

Meskipun anaknya telah tiada, namun dirinya tetap bertekad mempertahankan Kedai Susu Tuli dan dilanjutkan oleh teman-teman Khansa. "Masih ada Haidar, Dina, dan Rian yang meneruskan," sebutnya. 

Namun, Kedai Susu Tuli ini hanya beroperasi pada hari Jumat-Sabtu saja, pukul 16.00-21.00 WIB. Kata Sumoko menyesuaikan dengan jadwal teman-teman tuli. Mereka bertiga masih duduk di bangku sekolah, juga ada yang sedang menempuh pendidikan tinggi. "Mereka juga sedang sekolah, jadi bukanya hanya akhir pekan saja agar belajarnya tidak terganggu," tandas Sumoko.

Sementara, salah satu pengunjung K-SULI, Wahyu, mengaku senang dan antusias untuk belajar bahasa isyarat secara langsung berinteraksi dengan teman tuli. "Mereka ternyata menyenangkan, dan berinteraksi dengan teman tuli tidak sesulit itu," urainya.(*)

Tombol Google News

Tags:

K-SULI Kedai Susu Tuli kafe penyandang disabilitas bahasa isyarat Jember